Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
erperan sangat besar dalam proses pembentukan diskusi<br />
teoritis-intelektual ini.<br />
Perselisihan <strong>dan</strong> perpecahan terbesar pertama dalam umat<br />
<strong>Islam</strong> meletus saat kepemimpinan Khalifah Keempat, Ali bin<br />
Abi Thalib, yang sekaligus menjadi sepupu <strong>dan</strong> menantu<br />
Nabi Muhammad SAW. 14 Akar masalah yang dimunculkan<br />
adalah keinginan untuk menghukum pembunuh khalifah<br />
terdahulu, Usman bin Affan. Namun, alasan sesungguhnya<br />
adalah perebutan kekuasaan tentang siapa yang akan menjadi<br />
Khalifah selanjutnya. Akhirnya pecahlah peperangan antara<br />
pendukung Ali bin Abi Thalib <strong>dan</strong> pendukung Muawiyah<br />
(Gubernur Damaskus saat itu). Kelompok ketiga, yang disebut<br />
sebagai Kharijiyyah (artinya pihak luar, tidak memihak dua sisi<br />
yang berseteru), kemudian muncul serta menyatakan bahwa<br />
kedua belah pihak sama-sama salah <strong>dan</strong> Ali maupun Muawiyah<br />
tidak bisa dianggap sebagai Khalifah. Kedua pihak tersebut<br />
harus bertaubat <strong>dan</strong> jika tidak, maka mereka harus dibunuh.<br />
Dalam beberapa tahun setelahnya, muncul banyak perselisihan<br />
ideologi <strong>dan</strong> keagamaan yang berakar dari konflik politik ini.<br />
Memang, banyak perselisihan intelektual, teoritis, filosofis,<br />
ideologis, <strong>dan</strong> keagamaan dalam sejarah <strong>Islam</strong> yang memiliki<br />
akar politis, baik secara langsung maupun tak langsung. Lamakelamaan,<br />
konflik politik <strong>dan</strong> reaksi yang ditimbulkan ini<br />
menjadi semakin kompleks <strong>dan</strong> berubah menjadi perselisihan<br />
intelektual, filosofis, ideologis, <strong>dan</strong> keagamaan.<br />
Sejauh pembahasan tentang kebebasan, kehendak sendiri,<br />
nasib, atau takdir serta interpretasi dalam Al Qur’an, bisa<br />
disimpulkan bahwa keempat mazhab atau alur pemikiran di<br />
atas bisa dikelompokkan ke dalam dua pola pikir berikut ini:<br />
Mazhab Kehendak Bebas<br />
Perdebatan antara “kehendak bebas versus takdir” sudah<br />
terjadi sejak awal sejarah <strong>Islam</strong>. Mazhab ini dipelopori oleh<br />
Muhammad bin Hanafiyah, anak Ali bin Abi Thalib, Khalifah<br />
14 SAW/PBUH = Shallallahu ‹alaihi wasallam / peace be kupon him, doa yang diucapkan<br />
oleh orang <strong>Islam</strong> saat nama Nabi Muhammad disebutkan.<br />
48