Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
198<br />
Oleh karena itu, instrumen ini harus digunakan<br />
sebagai langkah sementara yang diambil dalam proses<br />
islamisasi ekonomi, <strong>dan</strong> penggunaannya harus dibatasi<br />
hanya pada kasus di mana mudarabah atau musyarakah<br />
tidak dapat dilakukan.<br />
Meskipun gagasan tentang <strong>Islam</strong>isasi ekonomi secara penuh<br />
dapat dikaitkan dengan kegagalan bank-bank syariah untuk<br />
menyampaikan pan<strong>dan</strong>gan asli mereka, pan<strong>dan</strong>gan ini<br />
berakar pada visi yang lebih radikal, yang menyebabkan<br />
terciptanya industri keuangan <strong>Islam</strong> di awal tempat. Dipercaya<br />
bahwa sebagian besar, meski tidak semua, masalah dunia<br />
<strong>Islam</strong> (<strong>dan</strong> sebagian besar soal kapitalisme) berakar pada<br />
praktik pemberian pinjaman dengan bunga. Di antara masalah<br />
ini adalah ketidakjujuran, inflasi, meningkatnya kemiskinan,<br />
meningkatnya kesenjangan <strong>dan</strong> siklus bisnis yang berulang.<br />
Diperkirakan masalah ini bisa diatasi dengan menghapuskan<br />
bunga <strong>dan</strong> menggantinya dengan pembagian keuntungan.<br />
Kita berakhir dalam lingkaran setan: pemberian pinjaman<br />
dengan bunga adalah akar dari permasalahan, oleh karena<br />
itu kita harus menciptakan sistem alternatif. Karena sistem<br />
alternatif ini tidak benar-benar memecahkan masalah asli, kita<br />
harus melangkah lebih jauh <strong>dan</strong> menjadikannya satu-satunya.<br />
Namun, kita harus sangat skeptis terhadap upaya menciptakan<br />
sistem keuangan syariah yang sepenuhnya. Efeknya bisa<br />
memperburuk masalah yang dihadapi dunia <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong><br />
keuangan.<br />
Pertama, contoh negara yang mencoba <strong>Islam</strong>isasi ekonomi<br />
mereka secara penuh tampaknya tidak sukses total. Seperti<br />
yang dikemukakan oleh Khan (2010: 813): ‘Bank-bank <strong>Islam</strong> di<br />
Pakistan, Su<strong>dan</strong> <strong>dan</strong> Iran, yang pemerintahnya lebih menyukai<br />
Perbankan Syariah dari pada konvensional, semua bergantung<br />
pada bentuk pembiayaan non untung-rugi [pembagian<br />
untung rugi].’<br />
Ini untuk sejumlah alasan. Yang paling penting adalah hakikat<br />
hukum <strong>Islam</strong>, seperti yang dijelaskan sebelumnya memiliki