08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Para pemikir, intelektual, <strong>dan</strong> tokoh masyarakat di seluruh<br />

dunia <strong>Islam</strong> membutuhkan interpretasi yang lebih liberal<br />

terhadap agama sehingga kaum perempuan dapat menjalani<br />

peran politik, sosial, <strong>dan</strong> ekonomi yang lebih aktif. Shirin<br />

Abadi, peraih Penghargaan Nobel, adalah seorang tokoh<br />

yang tidak diragukan lagi perannya dalam memperjuangkan<br />

hak-hak kaum perempuan di negaranya sendiri, Iran, maupun<br />

di dunia <strong>Islam</strong>. Abadi menegaskan bahwa bukanlah agama<br />

yang mengekang kaum perempuan, tapi prinsip-prinsip<br />

tertentu yang dianut oleh mereka yang ingin membatasi kaum<br />

perempuan.<br />

Selain melalui reformasi sosial <strong>dan</strong> keagamaan secara<br />

murni, menanamkan kebebasan ekonomi di negara-negara<br />

berpenduduk mayoritas Muslim juga menjadi salah satu kunci<br />

untuk mendorong pembangunan <strong>dan</strong> meningkatkan taraf<br />

kehidupan ratusan juta jiwa. Meskipun <strong>Islam</strong> sangat mendukung<br />

aktivitas kewirausahaan, negara-negara yang mayoritas<br />

penduduknya menganut <strong>Islam</strong> secara umum tidak mencapai<br />

peringkat yang tinggi dalam indeks kebebasan ekonomi <strong>dan</strong><br />

daya saing internasional. Pemerintah yang terlalu ikut campur<br />

<strong>dan</strong> sangat berpengaruh, intervensionisme, struktur hukum<br />

yang kaku, <strong>dan</strong> pajak yang tinggi telah menimbulkan dampak<br />

buruk pada kinerja perekonomian sejumlah negara-negara<br />

berpenduduk mayoritas Muslim.<br />

Interpretasi <strong>Islam</strong> secara konservatif <strong>dan</strong> aparatur negara<br />

yang sangat terpusat telah berdampak negatif terhadap<br />

pemahaman kaum Muslim tentang kebebasan ekonomi.<br />

Namun, masalah-masalah ini tidak mengesampingkan<br />

karya para pemikir Muslim generasi awal. Pada abad ke-14,<br />

seorang pemikir Muslim bernama Ibnu Khaldun menjelaskan<br />

mengapa umat harus menerapkan kebebasan ekonomi <strong>dan</strong><br />

kebebasan memilih. Ia dikenal karena telah membuktikan<br />

bahwa untuk memaksimalkan pendapatan <strong>dan</strong> tingkat<br />

kepuasan, seseorang harus memiliki kebebasan dalam<br />

memanfaatkan karunia, bakat, kemampuan, <strong>dan</strong> keterampilan<br />

yang dimiliki. Selain itu, Ibnu Khaldun menentang segala<br />

upaya pemerintah untuk menyita atau upaya lain yang<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!