08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

liberal yang berbasis konsep kebebasan negatif sekalipun<br />

tidak bisa mengakomodasinya. Jawaban terhadap pertanyaan<br />

apakah <strong>Islam</strong> hanya sebuah sistem etika atau gabungan sistem<br />

etika <strong>dan</strong> sistem politik juga akan menentukan apakah <strong>Islam</strong><br />

cocok diterapkan di dunia yang bebas atau liberal. Singkat<br />

kata, pertanyaan ini memiliki 2 jawaban: jawaban menurut<br />

para <strong>Islam</strong>is <strong>dan</strong> jawaban kaum Muslim liberal.<br />

Kaum <strong>Islam</strong>is adalah mereka yang meyakini bahwa <strong>Islam</strong> tidak<br />

hanya mengajarkan sistem etika yang menjadikan pengikutnya<br />

bahagia di dunia <strong>dan</strong> di akhirat, tetapi juga memberikan sebuah<br />

sistem politik yang berguna untuk menegakkan prinsip moral<br />

<strong>Islam</strong>. Menurut para <strong>Islam</strong>is, tidak ada pemisahan antara ranah<br />

pribadi <strong>dan</strong> ranah publik dalam <strong>Islam</strong>. Pola pikir ini menafikkan<br />

pilihan pribadi <strong>dan</strong> hal-hal lain yang setara dalam domain<br />

politik, seperti demokrasi. Salah satu tokoh <strong>Islam</strong>is yang paling<br />

terkemuka dari India, Sayyid Abul A’la Maududi (1903-1979)<br />

(1985: 30), menjelaskan hal ini secara ringkas: “Dalam sebuah<br />

negara (<strong>Islam</strong>), siapa pun tidak bisa menganggap bahwa<br />

urusannya masuk ke dalam ranah pribadi.” Tokoh <strong>Islam</strong>is<br />

ternama lainnya, Sayyid Qutb (1906-1966) dari Mesir, memiliki<br />

pendapat yang sejalan dengan Maududi dengan mengatakan<br />

bahwa: “Jika ada pertanyaan ‘Apakah kepentingan pribadi<br />

boleh ada?’ Maka kita harus berkaca kembali pada pertanyaan<br />

<strong>dan</strong> jawaban yang menjadi inti dari <strong>Islam</strong>: ‘Apakah Anda<br />

benar-benar mengetahui atau Tuhan-kah yang mengetahui?<br />

Sebenarnya Tuhan-lah yang mengetahui <strong>dan</strong> Anda tidak<br />

mengetahui’.” (dikutip oleh Tripp, 1994: 169).<br />

Vali Nasr (2005: 16) berpendapat, “Ideologi <strong>Islam</strong> adalah<br />

pemikiran untuk mendirikan negara <strong>Islam</strong> utopis yang<br />

berprinsip menyerahkan kedaulatan secara sepenuhnya<br />

kepada Tuhan. Pendapat ini didasarkan pada interpretasi hukum<br />

<strong>Islam</strong> secara sempit sehingga menghasilkan bentuk politik<br />

yang mengekang, otoriter, serta tidak memberi ruang bagi<br />

kebebasan sipil, pluralisme budaya, hak-hak kaum perempuan<br />

<strong>dan</strong> minoritas, <strong>dan</strong> demokrasi.” Dengan pemikiran ini, maka<br />

tidak salah jika <strong>Islam</strong>isme dianggap sebagai ideologi lengkap<br />

17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!