08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

keuangan lainnya, yang sudah terbentuk <strong>dan</strong> karenanya<br />

lebih kompetitif.<br />

• Bentuk pembiayaan ekuitas ini sulit untuk pen<strong>dan</strong>aan<br />

jangka pendek karena permasalahan likuiditas. Hal ini<br />

membuat bank syariah <strong>dan</strong> lembaga keuangan lainnya<br />

bergantung pada bentuk pembiayaan sejenis utang<br />

lainnya.<br />

• Perlakuan tidak adil dalam perpajakan juga dianggap<br />

sebagai hambatan utama dalam penggunaan pengaturan<br />

pembagian untung-rugi. Dalam kebanyakan sistem<br />

perpajakan, keuntungan dikenai pajak sementara bunga<br />

dikecualikan dari pajak di tingkat perusahaan dengan<br />

alasan bahwa itu merupakan biaya (walaupun mungkin<br />

dikenakan pajak di tangan penerima).<br />

Sementara beberapa dari permasalahan ini ditangani oleh<br />

para ilmuwan <strong>dan</strong> bankir, permasalahan ini tidak ditekankan<br />

oleh para kritikus terkemuka. Beberapa pendukung keuangan<br />

syariah memperdebatkan total <strong>Islam</strong>isasi <strong>dan</strong> standarisasi<br />

ekonomi agar sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan <strong>Islam</strong>.<br />

Bagi mereka, keuangan <strong>Islam</strong> hanya akan mencapai tujuannya<br />

melalui penerapan satu sistem keuangan tunggal sesuai etika<br />

<strong>Islam</strong>. Agar bank-bank <strong>dan</strong> lembaga keuangan syariah dapat<br />

beroperasi sepenuhnya dalam skema kemitraan, konteks yang<br />

mereka hadapi harus benar-benar bebas riba (yaitu tanpa<br />

pembayaran bunga dalam bentuk apa pun) <strong>dan</strong> tidak boleh<br />

memberi tempat bagi bank konvensional. Jika bank syariah<br />

saat ini bergerak menuju instrumen pembagian untung<br />

rugi, hal itu hanyalah langkah menengah sebelum <strong>Islam</strong>isasi<br />

ekonomi secara penuh.<br />

Misalnya, saat menangani penggunaan murabahah<br />

secara luas, Hakim Taqi Usmani (2002: 41) menulis:<br />

Jangan pernah diabaikan, awalnya, murabahah<br />

bukanlah cara pembiayaan. Ini hanya alat untuk<br />

melepaskan diri dari ‘bunga’ <strong>dan</strong> bukanlah instrumen<br />

ideal untuk melaksanakan tujuan ekonomi riil <strong>Islam</strong>.<br />

197

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!