08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

hak asasi manusia. Cara ini mungkin bisa membantu<br />

umat <strong>Islam</strong> dalam memahami hak asasi manusia, namun<br />

tidak dapat menghasilkan kerangka kerja umum yang<br />

dapat menaungi pemahaman yang lebih luas <strong>dan</strong> dapat<br />

digunakan oleh semua pihak. Hak asasi yang terdapat di<br />

semua agama, baik <strong>Islam</strong> maupun Kristen, sama-sama<br />

terikat oleh aspek sektarian <strong>dan</strong> diskriminasi. Karena itulah<br />

kita memerlukan konsep hak asasi manusia yang universal<br />

dalam budaya <strong>Islam</strong>.<br />

7. Pemikiran kaum Muslimin juga memerlukan konsep umum<br />

tentang individu. Faktanya, <strong>Islam</strong> pada dekade pertamanya<br />

memberdayakan individu agar tidak terkekang oleh faktor<br />

kesukuan. Al Qur’an sudah menyebutkan manusia sebagai<br />

“khalifah Allah di muka bumi”, sebelum faktor kesukuan<br />

menjadi dominan. Pada masa pra-<strong>Islam</strong>, subyek sistem<br />

hukumnya adalah suku, bukan individu, kemudian <strong>Islam</strong><br />

mengubah pemahaman ini (Akyol, 2011). Sayangnya,<br />

dalam beberapa dekade berikutnya, kolektivisme mulai<br />

menguasai pemikiran <strong>Islam</strong>. Jika prinsip yang disebut hak<br />

asasi manusia <strong>Islam</strong>i ini mengatur hanya orang <strong>Islam</strong> saja<br />

yang bisa memiliki hak asasi, maka prinsip ini bukanlah<br />

teori hak asasi manusia yang universal <strong>dan</strong> tidak bisa<br />

menjadi dasar teori umum pemerintahan konstitusional.<br />

8. Kebanyakan orang <strong>Islam</strong> tidak mampu memahami sifat<br />

asli <strong>dan</strong> implikasi kebebasan. Sebagian besar di antara<br />

mereka menganut semacam prinsip kebebasan positif,<br />

yaitu kebebasan batin. Orang yang menganut prinsip ini<br />

meyakini bahwa seorang individu dianggap merdeka jika ia<br />

mematuhi apa yang diperintahkan oleh Allah <strong>dan</strong> menjauhi<br />

larangan-Nya. Konseptualisasi ini mengisyaratkan bahwa<br />

hanya umat <strong>Islam</strong> saja yang bisa menikmati kebebasan.<br />

Dengan kata lain, seseorang harus menjadi orang <strong>Islam</strong><br />

dahulu barulah ia bisa menikmati kebebasan karena ke-<br />

<strong>Islam</strong>-annya. Tentu saja interpretasi ini salah. Prinsip ini<br />

menganggap kebebasan sebagai sesuatu yang terkait<br />

dengan hubungan antara individu <strong>dan</strong> Tuhan. <strong>Kebebasan</strong><br />

tidak terkait dengan hubungan antara individu <strong>dan</strong> Tuhan,<br />

tapi terkait dengan hubungan antar individu. <strong>Kebebasan</strong><br />

adalah produk sosial. Menjadi manusiawi adalah sifat<br />

27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!