08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

teraman untuk perempuan (Enloe, 2014: 30). Sayangnya,<br />

situasi saat ini di dunia Arab membudayakan pembagian masa<br />

lampau antara ‘publik’ <strong>dan</strong> ‘pribadi’ sehingga mengakibatkan<br />

penguatan peran yang terlihat <strong>dan</strong> tanggung jawab masingmasing<br />

gender. Bagaimana agar kedudukan perempuan bisa<br />

diangkat dengan situasi seperti itu? Kebijakan seperti apa yang<br />

dapat membantu emansipasi perempuan di dunia Arab?<br />

Dengan menggunakan pencampuran konsep perempuan<br />

dalam pembangunan <strong>dan</strong> gender serta isu pembangunan,<br />

saya bermaksud memperkarakan pentingnya mendorong<br />

kebebasan ekonomi perempuan di dunia Arab guna<br />

mengangkat status mereka, begitu pula mengangkat<br />

pertumbuhan ekonomi secara umum di negara mereka. Bab ini<br />

berargumen dengan mendukung kebijakan ramah pasar yang<br />

dapat memacu investasi dalam kesehatan <strong>dan</strong> pendidikan anak<br />

perempuan sehingga berkontribusi dalam mengubah struktur<br />

kekuatan. Yang kedua, bab ini memperkarakan pendekatan<br />

‘peka gender’ yang harus menyertai kebijakan ramah pasar,<br />

sebanyak mungkin, guna mengurangi rintangan masuk yang<br />

membatasi otonomi perempuan <strong>dan</strong> yang mencegah mereka<br />

mendapatkan keuntungan dari peluang tersebut.<br />

Perempuan dalam pembangunan versus gender <strong>dan</strong><br />

pembangunan: Implikasi pada pembuatan kebijakan<br />

di dunia Arab<br />

Langkah dalam memahami masalah perempuan telah<br />

memengaruhi kebijakan pembangunan, baik di tingkat<br />

internasional <strong>dan</strong> lokal, <strong>dan</strong> memunculkan banyak penerapan<br />

yang tak terhitung jumlahnya. Tren besar pertama, perempuan<br />

dalam pembangunan, ‘dihubungkan dengan berbagai aktivitas<br />

yang melibatkan perempuan di ranah pembangunan, dengan<br />

keterlibatan lembaga donor, pemerintah, <strong>dan</strong> LSM sejak 1970-<br />

an (Ravazi <strong>dan</strong> Miller, 1995: 2). Pendukung pendekatan ini<br />

mengadopsi argumen efisiensi ekonomi, yang memperkarakan<br />

potensi kontribusi perempuan dalam proses pembangunan.<br />

108

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!