Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
mereka <strong>dan</strong> bagi kaum muslimin agama mereka’. Dr Abdullah<br />
mengutip Watt <strong>dan</strong> mengatakan bahwa perjanjian ini tidak<br />
hanya menguraikan hak-hak tetapi juga menganggap kaum<br />
Yahudi sebagai sekutu muslim (Watt 1956: 221–28).<br />
Demikian pula, sunnah tentang cara Nabi memperlakukan<br />
umat Kristen dicontohkan dalam perilaku beliau terhadap<br />
para delegasi umat Kristen dari Najran (Arab selatan). Beliau<br />
menerima para delegasi di rumahnya, menghibur mereka di<br />
masjid, <strong>dan</strong> kemudian menandatangani perjanjian dengan<br />
mereka. Perjanjian perdamaian yang sama juga ditandatangani<br />
oleh penerus politik setelah beliau, terutama khalifah kedua,<br />
Umar. Beliau memberikan contoh luar biasa saat penaklukan<br />
Yerusalem dengan menolak beribadah di dalam gereja, dengan<br />
mengatakan, ‘Aku tidak ingin umat muslim mulai mengganti<br />
gereja-gereja menjadi masjid setelahku’. Patriarki Kristen Mery<br />
mengatakan: ‘Orang Arab yang telah dianugerahi Kerajaan [di<br />
bumi] oleh Tuhan tidak menyerang agama Kristen; sebaliknya,<br />
mereka membantu kami dalam beribadah; mereka menghargai<br />
Tuhan <strong>dan</strong> Santo kami, juga memberi gereja <strong>dan</strong> biara kami<br />
banyak hadiah’ (Syed Ameer Ali 1997, dikutip oleh Nehal ud<br />
Din). Umat Kristen mendapatkan rasa hormat, kemerdekaan,<br />
<strong>dan</strong> martabat baru yang tidak pernah mereka nikmati di<br />
bawah kekuasaan Kristen Romawi maupun Byzantium. Bahkan<br />
kemudian yang kita saksikan adalah umat Kristen hidup damai<br />
sentosa di bawah <strong>Islam</strong> selama berabad-abad.<br />
Menurut Thomas Arnold, seandainya memang bagian<br />
dari sentimen <strong>Islam</strong> untuk menghapus kehadiran Kristen,<br />
semestinya hal ini sudah dilakukan diam-diam dalam sejarah<br />
dunia. John Morrow, berbicara mengenai penaklukan<br />
Spanyol, dengan mengutip Ahmad Thomson: ‘Sebagian besar<br />
masyarakat yang tertindas, rusak, <strong>dan</strong> bobrok menganggap<br />
muslim bukan sebagai penakluk tetapi sebagai penolong. Umat<br />
muslim mengakhiri perbudakan mereka <strong>dan</strong> membebaskan<br />
mereka dalam hal agama’ (Morrow 2013: 189).<br />
94