Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
umum manusia, se<strong>dan</strong>gkan menjadi orang <strong>Islam</strong>, Kristen,<br />
atau ateis mengacu pada sifat khusus manusia. Seseorang<br />
tidak bisa memiliki kebebasan dengan cara menganut<br />
atau tidak menganut sebuah agama <strong>dan</strong> menjalankan<br />
kewajibannya, tapi mereka bisa menganut agama jika<br />
memiliki kebebasan. Dalam budaya <strong>Islam</strong>, orang-orang<br />
yang tidak merdeka tidak bisa dianggap bertanggung<br />
jawab atas perbuatan mereka. Orang yang tidak merdeka<br />
tidak bisa menjadi orang <strong>Islam</strong> yang sesungguhnya.<br />
Namun, orang yang merdeka tidak harus memilih <strong>Islam</strong><br />
sebagai agamanya, sehingga di negara mana pun tiap<br />
orang berhak menikmati kebebasan jika orang <strong>Islam</strong><br />
benar-benar merdeka.<br />
Kami dapat menjelaskan lebih jauh lagi tentang definisi<br />
kebebasan <strong>dan</strong> kaitannya dengan hubungan antara<br />
orang <strong>Islam</strong> dengan Allah. Dalam agama <strong>Islam</strong> terdapat<br />
larangan mengonsumsi alkohol. Meminum minuman<br />
beralkohol dianggap sebagai dosa, aktivitas yang bisa<br />
dilakukan oleh manusia tapi dilarang oleh Allah. Beberapa<br />
kalangan umat <strong>Islam</strong> berpendapat bahwa pemeluk agama<br />
<strong>Islam</strong> bisa menjadi orang yang merdeka bila mematuhi<br />
perintah Tuhan. Interpretasi ini tentu benar dalam konteks<br />
umat <strong>Islam</strong> terbebas dari pengaruh minuman beralkohol.<br />
Namun, bebas dari minuman beralkohol tidak sama dengan<br />
merdeka. Andai benar seperti itu, maka orang-orang<br />
yang tidak beriman kepada Tuhannya orang <strong>Islam</strong> juga<br />
tidak bebas atau merdeka karena mereka mengonsumsi<br />
minuman beralkohol. Masalah dalam kondisi yang tidak<br />
biasa ini berasal dari wilayah abu-abu antara diskusi<br />
tentang kebebasan <strong>dan</strong> agama. Jika seseorang dianggap<br />
bebas, maka ia berhak memilih untuk meminum atau tidak<br />
meminum minuman beralkohol. Jika seseorang dipaksa<br />
oleh orang lain (bukan oleh Tuhan) untuk meminum atau<br />
tidak meminumnya, maka orang tersebut tidaklah bebas.<br />
Karena itulah, kebebasan yang lebih utama <strong>dan</strong> tiap<br />
individu berhak memilih jika mereka bebas. Dalam konteks<br />
28