08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

praktik buruk para diktator adalah dalam bentuk oposisi politik.<br />

Namun, ketika oposisi politik semacam itu dihadapkan pada<br />

kekuasaan pemerintah yang menggunakan kekerasan <strong>dan</strong><br />

pembunuhan, kepercayaan terhadap kembali-ke-dasar <strong>dan</strong><br />

pembaharuan diganti dengan gagasan perlawanan.<br />

Tesis dasar para jihadis adalah bahwa diktator memproklamasikan<br />

kedaulatan mereka sendiri setelah mereka<br />

mengakhiri kedaulatan Allah. Dengan berbuat demikian,<br />

mereka menjadikan orang-orang sebagai pelayan mereka<br />

daripada hamba-hamba Allah. Alasan mengapa hal-hal buruk<br />

yang terjadi pada orang-orang di bawah rezim ini adalah<br />

bahwa orang-orang mematuhi ‘Fir’aun’ <strong>dan</strong> tiran ini.<br />

Dengan demikian, mereka menyamakan para diktator dengan<br />

Fir’aun yang menangkap Nabi Musa <strong>dan</strong> Yusuf, anak Yakub, di<br />

Mesir. Dikatakan bahwa, ketika Fir’aun ini kehilangan kekuatan<br />

politik mereka, kedaulatan Allah akan didirikan kembali <strong>dan</strong><br />

umat <strong>Islam</strong> akan dibebaskan. Abul Ala Maududi (1903-1979)<br />

<strong>dan</strong> Sayyid Qutb (1906-1966) menjadi pelopor intelektual<br />

jihadisme yang paling penting. Menurut Maududi <strong>dan</strong> Qutb,<br />

sekularisme <strong>dan</strong> demokrasi adalah ‘alat untuk penjajahan<br />

intelektual yang dipaksakan setelah penjajahan sebenarnya<br />

oleh Barat di dunia <strong>Islam</strong>’ (Qutb, 1990: 114). Mereka menentang<br />

nilai-nilai politik seperti demokrasi, pluralisme, toleransi<br />

beragama, perlindungan perdamaian, kebebasan berekspresi<br />

<strong>dan</strong> pemisahan agama <strong>dan</strong> negara karena mereka adalah<br />

norma-norma Barat. Maududi <strong>dan</strong> Qutb menganggap diktator<br />

sekuler seperti halnya kuda Trojan dikirim ke dunia Muslim.<br />

Satu-satunya kedaulatan politik adalah milik Allah (Qutb, 1997).<br />

Mereka mengkhawatirkan hampir setiap pemikiran yang<br />

berasal dari dunia luar, <strong>dan</strong> mengklaim bahwa umat <strong>Islam</strong> tidak<br />

membutuhkan apapun dari ‘orang-orang Barat yang sesat’.<br />

Karena alasan ini, jihadisme didasarkan pada perlindungan<br />

masyarakat, karena masyarakat semakin berubah dalam diri<br />

mereka sendiri <strong>dan</strong> perjuangannya.<br />

Konsep ‘kedaulatan Allah’ menjadi dasar proyek politik<br />

Maududi. Ini memiliki banyak implikasi: hanya Allah yang<br />

161

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!