Islam dan Kebebasan
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
saling bertentangan: mereka disesuaikan dengan waktu,<br />
budaya <strong>dan</strong> tempat yang berbeda.<br />
Bagian kepercayaan <strong>dan</strong> beribadah dalam Syariah serupa di<br />
berbagai sekte agama. Namun, ada banyak perbedaan dalam<br />
Muamalat. Alasan untuk ini adalah bahwa hubungan <strong>dan</strong><br />
proses adalah bagian dari Syariah di mana penafsiran sangat<br />
dibutuhkan. Namun, penafsiran ini bukanlah opini belaka.<br />
Ada metode tertentu yang dengannya mereka diturunkan,<br />
misalnya analogi, kesepakatan masyarakat <strong>Islam</strong> (ijama’),<br />
pernyataan tentang opini pengadilan (ijtihad) <strong>dan</strong> penafsiran<br />
pribadi. Kesepakatan masyarakat <strong>Islam</strong> ijama’) <strong>dan</strong> dugaan<br />
opini pengadilan (ijtihad) adalah metode yang paling banyak<br />
digunakan dalam bi<strong>dan</strong>g perhubungan. Namun, ada ‘wilayah<br />
hukum bebas’ (ibaha) dalam hukum <strong>Islam</strong> klasik (fıqih)<br />
yang memungkinkan untuk pengambilan keputusan tanpa<br />
mengacu pada sumber dasar agama. Mayoritas Syariah <strong>dan</strong><br />
politik dianggap berada di daerah ibaha.<br />
Ada banyak pendekatan untuk memahami Syariah, sifat <strong>dan</strong><br />
aplikasinya. Shatibi dari Andalusía (1320-88) mengklaim<br />
bahwa Syariah diatur untuk kebaikan manusia baik di<br />
kehidupan dunia maupun di akhirat. Menurutnya, Syariah<br />
hadir untuk melindungi hak bawaan. Inilah tujuan Allah dalam<br />
mengirimkan agama. Menurut Shatibi, tujuan sebenarnya dari<br />
Syariah adalah melindungi lima hak dasar:<br />
• Melindungi agama (kebebasan beragama).<br />
• Melindungi jiwa manusia (kehidupan manusia atau hak<br />
untuk hidup).<br />
• Melindungi kehidupan keluarga, termasuk kontinuitas dari<br />
satu generasi ke generasi berikutnya.<br />
• Melindungi properti.<br />
• Melindungi pemikiran (Şatibi, 1990: 9, 24, 46) (ini dapat<br />
diartikan secara longgar sebagai kebebasan untuk<br />
memiliki pendapat <strong>dan</strong> kebebasan hati nurani).<br />
150