vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Anis Farikhatin<br />
yang dilakukan oleh LAKIP di 100 sekolah menengah di Jakarta dan<br />
sekitarnya menunjukkan hampir 50% pelajar mendukung cara-cara<br />
keras dalam menghadapi masalah moralitas dan konflik keagamaan. 9<br />
Selain menyebarkan questioner kepada sekitar 1.000 pelajar, LaKIP juga<br />
melakukan jajak pendapat di kalangan para guru mata pelajaran agama<br />
Islam di sekolah-sekolah yang disurvei. Hasilnya menunjukkan adanya<br />
trend radikalisasi di kalangan guru agama, meski dalam proporsi lebih<br />
kecil. 10<br />
“Hasil penelitian ini menunjukan adanya kegagalan PAI (Pendidikan<br />
Agama Islam) dalam menumbuhkan sikap kebhinekaan,” kata Direktur<br />
Pelaksana LaKIP Ahmad Baedowi 11 . “Seharusnya kurikulum PAI<br />
mampu mengajarkan kebersamaan dan mempersiapkan siswa hidup<br />
dalam kemajemukan. Ini problem mendasar pengajaran PAI kita. PAI<br />
mesti diperbarui, para guru harus pula dilatih pemahaman tentang<br />
kebinekaan,” lanjut Baedowi<br />
C. Pola Keberagamaan Inklusif-Dialogis<br />
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami agama dalam<br />
konteks kemajemukan adalah pendekatan teologis inklusif –dialogis. Di<br />
tengah pergaulan global mau tidak mau penganut suatu agama harus<br />
mampu mendefinisikan dirinya dan menjelaskan keimananaya di tengah<br />
pergaulan umat agama lain. Penjelasan inilah yang akan menunjukkan<br />
posisinya, apakah sebagai seorang musuh atau sebagai seorang sahabat.<br />
Tentu saja masih adanya anggapan satu agama dengan yang lain sebagai<br />
musuh, harus dibuang jauh-jauh. Oleh karena itu butuh pendekatan<br />
teologi yang inklusif dialogis untuk memperoleh pemahaman yang sejuk<br />
dan bisa menganggap orang lain sebagai ‘partner’ dalam menuju Tuhan.<br />
Dalam konteks ini, tentu saja pengajaran agama Islam yang diajarkan<br />
9 Survei ini dikerjakan sejak Oktober 2010 hingga Januari 2011 oleh Lembaga Kajian Islam dan<br />
Perdamaian (LaKIP), yang dipimpin oleh Prof Dr Bambang Pra<strong>no</strong>wo --yang juga guru besar<br />
sosiologi Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Survei ini menyimpulkan bahwa<br />
lebih 63% siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas mau melibatkan diri dalam<br />
tindakan-tindakan untuk menyegel rumah ibadah umat agama-agama lain.<br />
10 Di antara 590 guru agama yang menjadi responden, 28,2 persen menyatakan setuju atau<br />
sangat setuju atas aksi-aksi kekerasan berbaju agama<br />
11 dalam perbincangan dengan detikcom di kantor LaKIP, Menara Era, Jalan Pasar Senen,<br />
Jakarta Pusat, Kamis (28/4/2011) yang dimuat dalam Sumber : www.swatt-online .com, 29<br />
April 2011<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
115