20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perspektif Sosiologi Tentang Radikalisasi Agama Kaum Muda<br />

Kehadirannya, membawa banyak dampak dalam kehidupan keagamaan<br />

di Indonesia, baik negatif ataupun positif seperti telah dijelaskan di<br />

bagian lain tulisan ini. Perspektif gerakan sosial adalah salah satu dari<br />

sekian banyak cara melihat fe<strong>no</strong>mena keagamaan yang dianut kaum<br />

muda Indonesia, yang belakangan tampak radikal, tentu dengan pelbagai<br />

latar belakang yang menjadi penyebab muncul dan berkembangnya di<br />

nusantara.<br />

Sebagai sebuah kajian dengan mempergunakan pendekatan sosiologis<br />

dalam kerangka gerakan sosial keagamaan, tentu saja penulis tidak dapat<br />

secara keseluruhan mengatakan bahwa keberhasilan mereka karena<br />

aktivitas yang sistematik, jamaah yang banyak dan militan. Namun,<br />

sekurang-kurangnya dalam perspektif teori gerakan sosial keagamaan,<br />

radikalisme yang menimpa kaum muda Indonesia dapat diletakkan<br />

dalam salah satu kelompok yang hendak melakukan perlawanan atas<br />

kondisi yang terjadi dikarenakan adanya penyebab yang sifatnya tidak<br />

bisa tunggal, tetapi penyebab yang jamak adanya.<br />

Kondisi Sosial yang Berpengaruh: Akar Radikalisme<br />

Terdapat banyak pendapat yang mengatakan bahwa faktor psikologis,<br />

politik Indonesia dan internasional, teks keagamaan-tekstualis, figur yang<br />

hilang (mencari dan mendapatkan figur baru) kharismatik merupakan<br />

faktor munculnya radikalisme di kalangan kaum muda Indonesia.<br />

Bagaimana persisnya kita akan bersama-sama menyimak masing-masing<br />

penyebab tersebut dalam bagian ini. Kondisi sosial yang berkembang<br />

akan menjadi faktor atas munculnya sikap radikal (kekerasan) yang<br />

bersemayam pada kaum muda, bersama-sama dengan kelompok lainnya<br />

karena dimensi sosial yang dihadapi dianggap sebagai sistem yang harus<br />

diubah dan dilawan secara kolektif, bukan individual.<br />

Perhatikan pengamatan kaum sosiolog, di mana mereka mengatakan<br />

kaum muda (youth) adalah agen perubahan sosial. Youth is agent of sosial<br />

change, demikian kira-kira perspektif sosiologis seperti dikatakan Pip<br />

Jones (2007) menempatkan kaum muda. Ada beberapa agenda kunci yang<br />

menandai diskursus kaum muda, yakni (1) perdebatan ilmu melawan<br />

takdir yang dipicu oleh mitos dan pengetahuan ilmiah; (2) perdebatan<br />

antara pendidikan dan alam sebagai bagian dari pemicu kepemudaan<br />

dengan biologis dengan fe<strong>no</strong>mena kultural; (3) perdebatan apa yang<br />

54<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!