20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ahmad Gaus AF<br />

ternyata institusi pendidikan umum telah banyak memberi pengaruh<br />

bagi pertumbuhan ide gerakan ideologis di Indonesia. Kami menemukan<br />

fakta bahwa para pemimpin organisasi kemasyarakatan Islam yang<br />

berhaluan radikal di Indonesia, 63% di antaranya berlatarbelakang<br />

pendidikan umum SMU dan universitas umum, dan bukan dari<br />

lingkungan pendidikan keagamaan (pesantren atau universitas Islam).<br />

Jika ide dan paham radikal berkembang di sekolah-sekolah tentu sudah<br />

terbayang generasi bangsa seperti apa yang akan muncul 20 tahun yang<br />

akan datang. Islam yang dikembangkan oleh kelompok radikal sebagai<br />

ideologi tersendiri di dalam ideologi negara pasti akan menimbulkan<br />

masalah. Cita-cita mendirikan khilafah atau Negara Islam serta hasrat<br />

untuk menjadikan syariah Islam sebagai pengganti hukum nasional jelas<br />

merupakan bibit-bibit disintegrasi bangsa yang majemuk. Pendidikan<br />

yang seyogianya ditujukkan untuk menumbuhkan sikap kebangsaan dan<br />

kewarganegaraan, malah menggerus nilai-nilai kebangsaan dan ideologi<br />

negara itu sendiri.<br />

Fe<strong>no</strong>mena itu tentu sangat mencemaskan, sebab ia tidak hanya<br />

mengingkari cita-cita dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri<br />

sebagaimana diatur UUSP No. 20, 2003, namun juga mengancam masa<br />

depan bangsa Indonesia yang akan dipimpin oleh generasi mendatang<br />

yang sebagian besarnya dididik oleh lembaga pendidikan formal<br />

tersebut.<br />

Berdasarkan hal tersebut, maka kami memandang perlu adanya usaha<br />

untuk meredam gerakan ideologisasi yang terjadi di sekolah-sekolah<br />

umum, untuk mengembalikan fungsi sekolah pada tujuannya semula,<br />

yakni mentransformasikan nilai-nilai luhur kebangsaan yang sarat dengan<br />

sikap inklusif, terbuka pada perbedaan, dan mengembangkan toleransi<br />

di antara sesama. Kami memandang bahwa salah satu upaya membendung<br />

gerakan ideologi yang akan berujung pada upaya “radikalisasi” sekaligus<br />

memperkuat peran-peran pendidikan-kewargaan (civic education) lembaga<br />

pendidikan itu adalah melalui program “kontra-radikalisasi” lembaga<br />

pendidikan formal negeri setingkat SMA.<br />

Untuk memetakan lebih lanjut problem radikalisme yang terjadi di<br />

sekolah-sekolah menengah umum negeri ini, MAARIF Institute telah<br />

melakukan survei untuk memetakan proses radikalisasi yang selama<br />

ini terjadi di SMU Negeri, termasuk menyingkap motif dan tujuannya,<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />

179

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!