vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Zora A. Sukabdi<br />
kitab suci. Kebajikan universal tersebut penting untuk keberlangsungan<br />
hidup dalam meraih kebahagiaan (Peterson & Seligman, 2004).<br />
Baik pelajaran formal, kegiatan ekstra kurikuler, maupun pelajaran<br />
agama, perlu menunjukkan komitmennya pada pembinaan mentalitas<br />
dan pembangunan karakter jika pendidikan di Indonesia memang<br />
ditujukan untuk melahirkan agen-agen pengubah dan generasi muda<br />
yang berkualitas dan produktif dalam membangun dan berkarya, yang<br />
jauh dari sifat-sifat negatif, intoleransi, diskriminasi, prasangka, dan<br />
radikalisme. Dalam hal ini, seluruh pendidik, baik dalam institusi formal<br />
maupun informal, dalam materi pelajaran formal maupun informal,<br />
perlu memberikan tugas aplikasi akhlak atau moral, sehingga akhlak<br />
dan moral bukanlah sesuatu yang hanya berada di taraf kognisi atau<br />
hafalan, dan sehingga agama bukanlah diwujudkan dalam ritual-ritual<br />
keagamaan saja. Berkaitan dengan pembangunan karakter dalam tataran<br />
aplikasi konkrit, setiap remaja perlu diberikan tugas atau didukung<br />
untuk dapat melakukan suatu program atau proyek kecil pendampingan<br />
pada suatu komunitas yang kurang beruntung (seperti komunitas korban<br />
bom atau bencana alam, panti jompo, panti asuhan, penderita kanker,<br />
dan sebagainya) dan berkewajiban untuk membangun dan memberikan<br />
laporan kemajuan pendampingan secara berkala kepada pembina,<br />
pendidik, pengajar, ustad, pendeta, biksu, atau guru agamanya. Target<br />
pendampingannya adalah untuk membangun karakter komunitas kurang<br />
beruntung tersebut agar memiliki 24 karakter positif dasar yang telah<br />
dijabarkan di atas. Sehingga karakter positif dapat dimiliki oleh remaja<br />
tersebut, kemudian ditularkan kepada komunitas atau individu-individu<br />
lainnya, dan terus bergulir dan mengalir, bagai air, hingga kebaikan<br />
menyebar ke seluruh penjuru masyarakat dari kota hingga desa, sehingga<br />
si mayoritas bergerak dari ‘silent majority’ (terdiam) menjadi ‘active and<br />
caring majority’ (aktif dan peduli).<br />
<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
95