vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Arif Koes Hernawan dan Khelmy K. Pribadi<br />
Beni menyebut kendati memakai nama, terma atau baju Islam, nilai-nilai<br />
yang diajarkan KBQT universal. Namun ia melihat kini tantangan KBQT<br />
adalah adakah trust untuk membuka pintu bagi siswa dari “golongan<br />
lain”. Selain itu, problem relasi KBQT dengan institusi pemerintah.<br />
Ini terjadi saat KBQT harus mengakomodasi keinginan sejumlah orang<br />
tua siswa yang masih ingin prosedur sekolah formal seperti ujian dan<br />
ijazah. Sepengetahuan Beni, Bahruddin juga sempat meminta bantuan<br />
Dinas Pendidikan. Langkah yang kemudian disebut Beni dicibir oleh<br />
sejumlah kalangan Pemda. Dari pernyataan tersebut, tampak Beni bisa<br />
memaklumi sikap Pemda lantaran ia menjelaskan KBQT memang tidak<br />
mengikuti ketentuan Pemda tentang lembaga pendidikan.<br />
Dinamika hubungan KBQT dan Pemda beberapa kali terjadi. Misalnya,<br />
Beni mencontohkan, saat ada kunjungan dari beberapa wakil universitas<br />
dari Jepang ke KBQT, sekitar 4-5 tahun silam. Dinas Pendidikan Pusat<br />
baru memberi tahu dinas pendidikan Salatiga belakangan. Alhasil Pemda<br />
Salatiga merasa kelabakan menyambut mereka karena tanpa persiapan.<br />
Sementara, Bahruddin tidak berkoordinasi dengan Pemda Salatiga dan<br />
cuek saja dengan kondisi KBQT yang apa adanya tanpa sambutan luar<br />
biasa.<br />
Beni—alumnus STAIN Solo—mengenal Bahruddin sejak Beni jadi dosen<br />
di Salatiga pertengahan 90-an. Tahun 1999-2002 mereka terlibat dalam<br />
advokasi warga terkait perubahan status Salatiga menjadi kota. Dampak<br />
perubahan ini pada sisi administrasi, wilayah, dan perangkat desa.<br />
Apalagi saat itu secara terbalik Pemda menyusun APBD lebih dahulu<br />
ketimbang rencana strategis (renstra). Mereka juga terlibat bersama saat<br />
ada program G to G atau Goverment to Goverment dari Jerman di Salatiga<br />
tentang pendidikan dan demokratisasi lokal.<br />
Bagi Beni, kini Bahruddin memang semakin fokus dan intens di bidang<br />
pendidikan. Kendati kompeten bicara demokratisasi lokal, dan korupsi,<br />
atau kekerasan atas nama misalnya, ia meminimalkan berkomentar soal<br />
itu. Menurut dia, setengah bercanda, sejatinya KBQT lebih sesuai dengan<br />
nilai-nilai tarbiyah dalam Islam, ketimbang STAIN yang berorientasi<br />
mencetak guru sebagai profesi sebanyak-banyaknya yang mengikuti<br />
tuntutan pasar. “Lembaga pendidikan kok jadi pabrik guru,” seloroh<br />
Beni menirukan Bahruddin.<br />
Dosen yang dekat dengan Bahruddin sewaktu kuliah, Zulfa Mahasin,<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
231