vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Ahmad Gaus AF<br />
jauh, atau mengarah pada radikalisme. Akan tetapi, argumentasi seperti<br />
ini tidak lantas mematahkan kemungkinan pandangan keagamaan<br />
ideologis- fundamentalis ini akan mendasari perilaku radikal di suatu<br />
hari.<br />
Kesimpulan<br />
Penelitian yang dilakukan oleh MAARIF Institute antara 11 sd 21<br />
Juli 2011 menunjukkan adanya upaya-upaya dari kelompok-kelompok<br />
radikal untuk masuk ke lingkungan sekolah guna menyebarkan paham<br />
mereka dan merekrut anggota dari kalangan pelajar. Gerakan mereka ini<br />
dimungkinkan karena pihak sekolah pada umumnya cenderung terbuka<br />
kepada pihak-pihak dari luar, termasuk kepada kelompok-kelompok<br />
radikal.<br />
Sejauh ini memang belum ada indikasi penyimpangan ke arah<br />
pemahaman agama yang radikal dari komunitas sekolah. Beberapa<br />
kasus seperti ditemukannya modul mentoring yang berisi penghujatan<br />
terhadap paham kebangsaan, atau begitu bebasnya kelompok Islamis<br />
seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Gerakan Tarbiyah masuk ke<br />
sekolah, belum memperlihatkan ancaman yang serius terhadap ideologi<br />
negara. Tetapi kelompok-kelompok seperti ini tidak akan pernah berhenti<br />
sebelum mencapai tujuannya, dan selagi ada kesempatan untuk bergerak<br />
mereka akan terus bergerak.<br />
Pengaruh terpenting sejauh ini yang bisa mereka tanamkan ialah<br />
membentuk kesadaran keislaman yang begitu kuat di kalangan komunitas<br />
sekolah. Kesadaran keislaman ini dinilai baik, dan memang diharapkan<br />
oleh pihak sekolah. Tetapi pihak sekolah pada umumnya melupakan<br />
aspek terpenting dari gejala ini yakni: seiring dengan meningkatnya<br />
kesadaran keislaman terjadi penurunan kesadaran kebangsaan. Pihak<br />
sekolah pada umumnya tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh<br />
kelompok-kelompok radikal yang menyusup ke dalam sekolah, yang<br />
menggerus kesadaran kebangsaan ini. Temuan penelitian menunjukkan<br />
bahwa pihak sekolah tidak ambil peduli dengan materi keagamaan yang<br />
dibawa oleh organisasi dari luar sekolah dan di-training-kan melalui<br />
Rohis.<br />
Pihak sekolah hanya mempertimbangkan aspek luarnya semata,<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
189