vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Membangun Keberagamaan Inklusif-Dialogis di<br />
SMA PIRI I Yogyakarta<br />
124 MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
Yogya, kompleks Alun Alun Utara Kota Yogyakarta. Pada even pameran<br />
lukisan di Galeri Yogya, dipamerkan juga hasil karya para pelukis<br />
difabel. Ada pelukis kaki dan juga mulut. Sabar Subardi adalah salah<br />
satunya. Karya-karyanya bertema lingkungan. Yang menarik dalam setiap<br />
lukisannya Subardi menyertakan catatan puisi yang berbicara tentang<br />
“konteks” di balik lukisan yang dibuatnya. Dalam kesempatan tersebut<br />
siswa diberi kesempatan melihat semua lukisan. Setelah itu dialog tentang<br />
perjalanan Sabar Subardi menemukan dunianya, serta berdiskusi tentang<br />
pesan-pesan dibalik karya karya lukisannya. Pesan Kang Subardi kepada<br />
anak-anak: “bersyukur membuat kita berdamai dengan diri sendiri. Dan<br />
inilah yang mengantarkan saya berjalan menjadi diri sendiri dan menatap<br />
masa depan dengan optimis”.<br />
Ketujuh, belajar nilai nilai hidup dari Bapak Surya, guru agama Hindu.<br />
Mas Surya dari Ashram Krishna datang ke SMA PIRI I. Berbagi ilmu<br />
tentang ajaran Hindu dan berbagi pengalaman spiritual yang pernah<br />
dialami. Umat Hindu mengakui dan meyakini adanya Tuhan yang satu,<br />
yang disebutnya sebagai Brahman. Agama Hindu mengenal hukum<br />
sebab-akibat yang disebut Karmaphala (karma=perbuatan; phala=buah/<br />
hasil) yang menjadi salah satu keyakinan dasar. Dalam ajaran Karmaphala,<br />
setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil, baik atau buruk.<br />
Ajaran Karmaphala sangat erat kaitannya dengan keyakinan tentang<br />
reinkarnasi, karena dalam ajaran Karmaphala, keadaan manusia (baik<br />
suka maupun duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu<br />
sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa<br />
yang ia lakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya.<br />
Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan nasib<br />
yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya<br />
diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi). Dalam<br />
keyakinan umat Hindu, Moksa menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai<br />
oleh umat Hindu. Moksa merupakan suatu keadaan di mana jiwa merasa<br />
sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya karena<br />
tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu maupun benda material.<br />
Pada saat mencapai keadaan Moksa, jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi<br />
sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di dunia. Selanjutnya<br />
Pak Surya banyak bercerita tentang usahanya mencapai Moksa.