20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Radikalisme dan Lemahnya Peran Pendidikan Kewargaan<br />

mengatasnamakan demokrasi, telah memanfaatkan angin kebebasan<br />

ini untuk menunjukkan eksistensi dirinya di Indonesia. Diantaranya<br />

bahkan mengidap apa yang disebut sebagai hypocracy in democracy, sebuah<br />

sikap ‘munafik’ terhadap alam demokrasi. Di mana mereka me<strong>no</strong>lak<br />

demokrasi secara mentah-mentah, namun di sisi lain mereka juga<br />

menikmati kehidupan di bawah naungan alam demokrasi.<br />

Gerakan-gerakan radikal yang muncul dewasa ini tak lain bersumber<br />

dan ditularkan dari gerakan radikalisme yang jantungnya ada di Timur<br />

Tengah. 4 Ide gerakan ini diimpor oleh kalangan radikal Islam Indonesia<br />

yang selama dekade 1980-an dan 1990-an telah berhubungan dengan<br />

para radikalis di Timur Tengah melalui jalur studi. Mereka terpengaruh<br />

pemikiran gerakan Ikhwan al-Muslimin, al-Qaeda, dan para jihadis<br />

Afganistan.<br />

Namun di pihak lain, munculnya gerakan ini dipicu oleh semangat<br />

menegakkan Syariat Islam yang dalam sejarah politik Indonesia berakar<br />

dari diskursus Islam dan Negara yang landasan ideologisnya tercantum<br />

dalam Piagam Jakarta. Kelompok-kelompok radikal Islam yang<br />

mengusung penegakkan Syariat Islam ini dalam kajian Haedar Nashir<br />

dikenal dengan gerakan Islam Syariat. 5<br />

Radikalisme yang direproduksi oleh cara pandang dan ideologi di atas,<br />

saat ini telah dikembangkan dalam berbagai gerakan radikal di Indonesia,<br />

baik yang bersifat lokal seperti Gerakan Reformasi Islam di Kab. Cianjur,<br />

Forum Bersama Pemuda Islam (FBPI), Brigade Taliban, dan Gerakan<br />

Pemuda Islam (GPI) di Tasikmalaya; ataupun yang berskala nasional<br />

seperti Negara Islam Indonesia (NII), Front Pembela Islam (FPI), pun<br />

gerakan transnasional seperti HTI, Gerakan Tarbiyah, dan Wahabisme.<br />

Dalam perjalanannya, ide gerakan radikalisme ini didiseminasi dan<br />

diinternalisasikan melalui berbagai model dan cara yang disesuaikan<br />

dengan konteks sosial, eko<strong>no</strong>mi, dan politik di Indonesia yang<br />

sedang berubah (transisi). Diantaranya mereka menginfiltrasi bahkan<br />

mengambil alih beberapa institusi yang menjadi pusat/simbol organisasi<br />

kemasyarakatan Islam seperti masjid, sekolah, dan posisi-posisi strategis<br />

4 Anthony Bubalo dan Greg Feally, Joining the Caravan: The Middle East, Islamism, and Indonesia, Australia: The<br />

Lowy Institute for International Policy, 2005, hal. <strong>viii</strong><br />

5 Haedar Nashir, Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia, Bandung: Mizan-MAARIF Institute,<br />

<strong>2013</strong><br />

156<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!