vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Pipit Aidul Fitriyana<br />
Bawah”. Sedangkan dalam buku “Ilusi Negara Islam” (2009), hal tersebut<br />
diistilahkan dengan strategi “desa mengepung kota”.<br />
Dengan sudut pandang sosiologi, terlihat bahwa gerakan Islam syariat<br />
merupakan gerakan keagamaan yang sistematis, terorganisasi, serta<br />
menempuh jalur atas (top-down) dan jalur bawah (bottom-up) secara<br />
sinergis (hal. 35). Kendati merupakan arus kecil, namun daya militansi<br />
yang tinggi menyebabkan gerakan ini mendapat tempat tersendiri dalam<br />
kehidupan umat Islam di Indonesia. Daya militansi tersebut terbentuk<br />
dari pandangan dunia (world view) yang bersenyawa dengan aspek-aspek<br />
situasional. Hal tersebut mengingatkan kita kepada persoalan dinamika<br />
Islamisasi dan ideologisasi Islam di Indonesia sejak awal kebangkitan<br />
nasional hingga era reformasi yang diwarnai pergumulan kelompok Islam<br />
dalam kancah politik nasional. Pembahasan seputar Islamisasi dan Pan-<br />
Islamisme, Awal Kebangkitan Islam, Piagam Jakarta, Konstituante, DI/<br />
TII, Islam Ideologis pada Era Orde Baru, dan Islamisme di Era Reformasi<br />
yang tak lain merupakan persoalan dinamika islamisasi dan ideologisasi<br />
Islam secara garis besar dibahas Haedar dalam bab 2.<br />
Pembahasan yang meliputi berbagai aspek yang berkaitan dan bertalitemali<br />
dengan gerakan Islam syariat sebagai sumbangsih Haedar dalam<br />
buku ini merupakan karya penting untuk memahami perkembangan<br />
Islam di Indonesia, khususnya bagaimana gerakan Islam syariat pasca<br />
reformasi memerjuangkan syariat Islam dalam negara dengan orientasi<br />
yang serba formalistik dan ideologis. Dengan pembahasan yang<br />
komprehensif, penulis buku yang juga dikenal sebagai salah seorang<br />
ideolog Muhammadiyah kontemporer ini menarik kesimpulan bahwa<br />
gerakan Islam syariat menunjukan militansi yang tinggi karena adanya<br />
sistem keyakinan (belief system) atau pandangan dunia (world view) yang<br />
serba syariat. Pandangan dunia (world view) yang serba syariat tersebut<br />
menempatkan syariat sebagai ajaran yang utama, yang penerapannya<br />
melalui pelembagaan secara formal ke dalam institusi negara/<br />
pemerintahan hingga ke pembentukan negara Islam (negara Khilafah),<br />
selain melalui ranah individu, keluarga, dan masyarakat. Karena<br />
pandangan dunia (world view) yang serba syariat itulah, jika gerakan Islam<br />
syariat menjadi arus kuat, maka masa depan Islam di Indonesia akan<br />
berwajah serba doktiner (sarat doktrin) dan rigid (serba kaku), alias serba<br />
hitam-putih.<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
241