vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pembebasan dari Desa<br />
kini Pak Din kerap berlatih sendiri saat waktu luang.<br />
Fina yang tertarik pada dunia penulisan pernah membuka penerbitan<br />
<strong>no</strong>vel bersama tiga kawan. Penerbitan itu telah merilis empat buku<br />
karya mereka. “Diterbitkan sendiri, distribusi sendiri,” katanya. Kini<br />
ia merintis butik online. Ia sebetulnya bisa mendesain busana sendiri<br />
namun karena dirasa makan waktu lama, Fina memilih kulakan. Anak<br />
KBQT memang tertarik untuk menjadi wirausaha. Misalnya kini ada<br />
budidaya jamur yang dikelola beberapa temannya seangkatan di KBQT.<br />
Motivasi menjadi wirausaha muncul dari interaksi mereka sendiri<br />
termasuk dengan Pak Din melalui konsep “Jamaah produksi”. Menurut<br />
Fina, semua siswa KBQT punya arah untuk jadi pengusaha termasuk<br />
mereka yang kini masih bekerja pada orang lain. “Orientasinya harus<br />
untuk wirausaha. Jadi ngumpulin modal dulu,” katanya.<br />
Namun yang terpenting bagi Fina, perbedaan paling mencolok dari<br />
diri dan kawan-kawannya setelah bergiat di KBQT adalah dalam hal<br />
kepercayaan diri dan pola pikir. Mereka jadi lebih percaya diri dan punya<br />
pola pikir yang lebih terbuka. “Semua jadi yang terbaik bagi dirinya<br />
sendiri,” katanya. Kami jadi bisa menentukan jalan kami sendiri.<br />
Beberapa narasumber menyatakan model pendidikan KBQT rintisan<br />
Bahruddin patut diapresiasi. Aktivis sekaligus Dosen Jurusan Tarbiyah<br />
STAIN Salatiga Beni Ridwan mengatakan KBQT tengah mendapat<br />
momentum. Ini karena kejenuhan masyarakat dengan problem sekolah<br />
formal dan karut marut pendidikan mencapai puncaknya. “Bahruddin<br />
merintis KBQT secara orisinal, istiqomah, mengandalkan teamwork, dan<br />
tidak mengeluh,” ujarnya.<br />
Bahruddin tak membantah bahwa model di komunitas belajar QT<br />
merupakan salah satu implementasi dari Islam transformatif yang<br />
menjadi perhatiannya. Tidak mengajarkan tentang pendidikan agama<br />
formal atau fikih melainkan prinsip-prinsip universal seperti keadilan.<br />
Titik tolak komunitas belajar itu tetap dalam upayanya memberdayakan<br />
desa. Meski disiapkan sebagai komunitas belajar setempat, Bahruddin<br />
tak bisa me<strong>no</strong>lak jika ada siswa dari luar kota datang. Istilahnya, mereka<br />
magang di QT. Ada pula sistem belajar pada hari Sabtu, Minggu,<br />
dan Senin, lalu anak pulang ke daerah asalnya. “Setelah itu, mereka<br />
diharapkan menggalang komunitas belajarnya sendiri,” ujarnya.<br />
230 MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>