vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
M. Zaki Mubarak<br />
Kata kunci: Islam, radikalisme agama, perguruan tinggi<br />
Pendahuluan<br />
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dulunya<br />
Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dikenal luas sebagai sebuah lembaga<br />
pendidikan tinggi Islam di Indonesia yang berperan penting dalam<br />
mengembangkan arus pemikiran Islam modern dan liberal. Dua tokoh<br />
penting dalam gerakan pembaruan Islam di tanah air, Harun Nasution<br />
dan Nurcholish Madjid, muncul dari universitas Islam ini. 1 Menginjak<br />
reformasi 1998 hingga sekarang UIN Jakarta berkembang dengan pesat.<br />
Apabila sebelumnya hanya memiliki fakultas-fakultas keagamaan, maka<br />
dalam satu dasawarsa terakhir fakultas-fakultas umum mulai berdiri.<br />
Jumlah mahasiswa UIN Jakarta juga meningkat tajam, tercatat saat<br />
ini terdapat lebih 20.000 (dua puluh ribu) mahasiswa tersebar di 11<br />
fakultas. Seiring dengan perkembangan pada segi kelembagaan, pada segi<br />
demografi sosial eko<strong>no</strong>mi mahasiswa juga terjadi pergeseran. Semakin<br />
banyak mahasiswa UIN Jakarta yang berlatarbelakang daerah perkotaan,<br />
keluarga eko<strong>no</strong>mi kelas menengah, lulusan sekolah umum, dan keluarga<br />
bukan santri.<br />
Dinamika keagamaan di kalangan mahasiswa UIN Jakarta dalam<br />
beberapa tahun terakhir semakin menarik untuk diteliti. Salah satu<br />
perkembangan penting adalah munculnya berbagai kelompok-kelompok<br />
dengan kecenderungan paham radikal di lingkungan UIN Jakarta<br />
beberapa tahun terakhir. Kondisi ini terasakan betul karena selain mereka<br />
aktif melakukan kegiatan juga tampak semakin berhasil menanamkan<br />
pengaruh di kalangan mahasiswa pegiat keagamaan di kampus. 2<br />
Meski belum jelas kaitannya dengan tren berkembangnya radikalisme<br />
keagamaan di kampus, kasus terorisme tahun 2009 dan 2011 yang<br />
1 Lihat, Fuad Jabali dan Jamhari (Peny.), IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia, Ciputat: UIN Jakarta Press,<br />
2003, hal. 141-143.<br />
2 Radikalisme dalam gerakan Islam di Indonesia, menurut penulis, harus dipilah dalam dua aspek, yakni<br />
pemikiran yang radikal dan tindakan yang radikal. Pemikiran yang radikal ditandai misalnya dengan<br />
gagasan perlunya Negara Islam atau Kekhalifahan Islam, gagasan tentang sistem atau ideologi apapun<br />
selain berdasarkan Islam adalah kufur, ide menjadikan Qur’an sebagai konstitusi atau undang-undang, dan<br />
sebagainya. Meski pemikiran keagamaannya radikal bisa saja tindakan keagamaannya tidak radikal, dalam<br />
hal ini berdakwah secara persuasif. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masuk dalam kategori ini. Sedangkan radikal<br />
sebagai sebuah tindakan mengarah kepada perilaku atau tindakan dengan motif keagamaan yang cenderung<br />
bersifat kekerasan atau melanggar hukum, meski ideologi keagamaannya konservatif. Front Pembela Islam<br />
(FPI) ada dalam kategoti ini. Organisasi seperti Jamaah Islamiah (JI) atau Al-Qaeda masuk dalam kategori<br />
radikal dalam hal pemikiran dan tindakan.<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
193