20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Radikalisme dan Lemahnya Peran Pendidikan Kewargaan<br />

Di Kabupaten Pandeglang, radikalisme pemikiran menguat didasarkan<br />

atas konservatisme keagamaan yang membudaya dalam kehidupan<br />

sosial-keagamaan masyarakat. Beberapa kebijakan diskriminatif di SMU<br />

Negeri di Pandeglang, didorong oleh kebijakan pemerintah setempat<br />

yang diskriminatif di satu pihak, namun di pihak lain mendapat<br />

dukungan dari masyarakat setempat. Sebagai contoh, di beberapa SMU<br />

Negeri di Pandeglang, kebijakan kewajiban menggunakan jilbab yang<br />

<strong>no</strong>tabene adalah salah satu simbol seorang muslimah, ternyata mesti<br />

juga dipaksakan pada berbagai siswi perempuan <strong>no</strong>n-Muslim. 17 Hal ini<br />

jelas bertentangan dengan faham kebhinekaan yang dianut oleh bangsa<br />

ini. Selain itu model pemberlakuan kebijakan tersebut mendorong pola<br />

pikir siswa yang mo<strong>no</strong>litik, eksklusif, dan anti- perbedaan.<br />

Penguatan Pendidikan Kewargaan<br />

Untuk merespon tantangan radikalisme di kalangan pelajar ini, sejak<br />

tahun 2007 MAARIF Institute telah berupaya menginisiasi berbagai<br />

program advokasi yang ditujukan untuk melakukan penguatan<br />

pendidikan kewargaan sekaligus membendung arus radikalisme baik di<br />

institusi pendidikan swasta, seperti di sekolah-sekolah Muhammadiyah<br />

(setingkat SMU), maupun di sekolah-sekolah SMU Negeri yang berada<br />

di bawah koordinasi pemerintah.<br />

Pada periode 2007-2010 misalnya, MAARIF Institute telah berupaya<br />

melakukan penguatan kapasitas wawasan HAM bagi para guru mata<br />

pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dan pelajar di sekolah<br />

Muhammadiyah yang ada di 3 Provinsi, yakni Jawa Barat, Sulawesi Tengah,<br />

dan Nusa Tenggara Timur. Salah satu output dari program ini adalah<br />

adanya buku pegangan matapelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan<br />

yang berwawasan HAM bagi para guru dan pelajar. Buku ini telah<br />

dilatihkan kepada kurang lebih 150 orang guru AIK dan telah digunakan<br />

di 70 SMA Muhammadiyah di 3 Provinsi; Jawa Barat, Sulawesi Tengah,<br />

dan Nusa Tenggara Timur.<br />

Pada periode 2011-2012, MAARIF Institute merespon tantangan<br />

radikalisme yang terjadi di SMU Negeri dengan melakukan program di<br />

50 SMU Negeri di 4 kota/kabupaten (Kota Surakarta, Kota Yogyakarta,<br />

17 Ahmad Gaus AF, dkk, Laporan Penelitian Pemetaan Problem Radikalisme di SMU Negeri (Kab. Pandeglang,<br />

Kab. Cianjur, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta), hal. 25-26.<br />

162<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!