20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ahmad Syafii Maarif<br />

moral dapat kita sejajarkan dengan para pendiri negeri ini…” 1 Demi<br />

melawan komunisme, Reagan tidak segan-segan menggunakan versi<br />

Islam kelompok bersorban ini untuk kepentingan politik global Amerika.<br />

Ironisnya, sebagian besar kaum teroris tidak sadar bahwa mereka telah<br />

menjadi instrumen politik neo-imperialisme yang mereka tentang itu.<br />

Inilah risikonya, manakala iman tidak dikawal oleh akal sehat dan<br />

minimnya pengetahuan yang memadai tentang konstelasi politik global.<br />

Densus 88 setahu saya tidak pernah membuka peran Amerika dalam<br />

pembibitan teror ini karena alasan-alasan yang pragmatis, tentunya.<br />

Di era Perang Dingin itu, agen-agen CIA (Central Intelligence Agency)<br />

mulai bertebaran di muka bumi mengumpulkan pemuda-pemuda<br />

Muslim untuk diajak bertempur. Perves Hoodboy merekam peristiwa ini<br />

sebagai berikut:<br />

“Dengan Zia-ul-Haq sebagai sekutu Amerika <strong>no</strong>mor satu, CIA<br />

mengiklankan, dan merekrut secara terbuka, para tentara perang<br />

suci dari Mesir, Saudi, Sudan, dan Aljazair. Islam radikal seolah<br />

akan mengambil kuasa ketika sekutu dan mentor adi kuasa<br />

mencurahkan bantuan kepada mujahidin, dan Ronald Reagan<br />

memperkenalkan mereka di Gedung Putih, memuji mereka<br />

sebagai “para pejuang pemberani melawan Kekaisaran Jahat” [Uni<br />

Soviet]. 2”<br />

Dalam konteks yang semacam inilah kita harus membaca apa sebenarnya<br />

yang berlaku atas pemuda Muslim yang bertempur di Afghanistan. Karena<br />

CIA gagal menemukan seorang Pangeran Saudi untuk memimpin proyek<br />

Perang Dinginnya di kawasan panas itu, maka keluarga kaya Bin Ladin<br />

yang dipilih untuk memikul tugas itu. Keluarga ini adalah penyandang<br />

dana beasiswa untuk beberapa kajian di Universitas Harvard dan Yale.<br />

Keluarga Bin Ladin direkrut dengan persetujuan Amerika dan Pengeran<br />

al-Faisal dari Saudi. Peran Usama Bin Ladin menjadi penting dalam kaitan<br />

ini, karena pada tahun 1986 turut membantu membangun kompleks<br />

terowongan Khost di bawah pegunungan dekat perbatasan Pakistan.<br />

Kompleks ini menjadi pangkalan utama CIA bagi fasilitas pelatihan dan<br />

1 Lih. Mahmood Hamdani, “Islam, Terorisme, dan Proyek Politik Internasional” dalam Ahmad Norma<br />

Permata (penerj. dan ed.), Agama dan Terorisme. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006,<br />

hlm. 240.<br />

2 Ibid., hlm. 246.<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />

245

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!