vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Membangun Keberagamaan Inklusif-Dialogis di<br />
SMA PIRI I Yogyakarta<br />
122 MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
ini. Selama ini saya sudah 3 kali masuk penjara karena mencuri. Tapi<br />
baru kali ini saya dikunjungi. Biar saja saya disini. Karena di luar sana<br />
kehidupan keras. Saya sering dipukuli bapak saya. Saya juga sering terlibat<br />
perkelahian”<br />
Pada kesempatan yang sama, Rini (nama samaran) juga mengatakan:<br />
“Saya mahasiswa semester 3. Karena salah pergaulan, saya hamil dan<br />
membuang bayi saya yang cacat. Akhirnya saya dipenjara. Kemerdekaan<br />
saya terampas. Saya menyesal tidak tahu bagaimana nanti setelah keluar.<br />
Penjara ini merupakan “fakultas kehidupan” bagi saya.”<br />
Bu Ida (nama samaran), menyatakan: “Saya seorang ibu yang tanpa<br />
sengaja menyerempet anak SD yang tiba-tiba menyeberang. Celakanya<br />
dia meninggal akibat kecelakaan itu. Saya berada disini karena tidak<br />
mampu membayar “tebusan”. Disini saya sudah 8 bulan. Saya kangen<br />
sekali dengan anak-anak saya. Mudah mudahan mereka kuat ditinggal<br />
ibunya. Tapi saya tetap bertahan supaya tetap tegar demi anak anak”.<br />
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari siswa<br />
SMA PIRI kepada anak panti.<br />
Ketiga, belajar sambil beramal di Panti II: Rehabilitasi Anak Cacat<br />
Ganda,Yayasan Sayap Ibu, Kalasan Yogyakarta. Yayasan Sayap Ibu Panti II<br />
khusus menangani anak terlantar yang mengalami cacat ganda. Ada sekitar<br />
29 anak dengan cacat ganda. Ibu Sunaryo sebagai salah satu pengasuh<br />
panti menjelaskan: “anak anak ini sengaja dibuang orang tuanya, bahkan<br />
mereka sejak dalam kandungan sudah berusaha digugurkan, karena<br />
kehamilan yang tidak dikehendaki. Maka seperti inilah jadinya. Anak ini<br />
harus menanggung derita seumur hidup atas perilaku orang tuanya yang<br />
tidak bertanggung jawab”. Sambil berjalan-jalan, para peserta kunjungan<br />
mengamati satu-persatu keadaan anak anak yang luar biasa menguras<br />
emosi. Sebagian siswi SMA PIRI menangis ketika diceritakan bagaimana<br />
Si A, salah seorang bayi yang ada di situ waktu ditemukan di tempat<br />
sampah beberapa tahun yang lalu. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan<br />
dana spontanitas dari siswa.<br />
Keempat, belajar memahami perbedaan dengan berkunjung ke Komunitas<br />
Penghayat Kerokhanian Sapta Darma di Dukuh Perengkembang<br />
Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta. Padepokan yang dipimpin<br />
oleh Pak Supriyanto ini merupakan salah satu dari 6 padepokan yang<br />
ada di DIY. Pengikutnya sekitar 50 orang. Hampir semua pengikut