20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perspektif Sosiologi Tentang Radikalisasi Agama Kaum Muda<br />

mengitarinya dan para pelakunya, semuanya berkelit berkelindan<br />

sehingga berbagai kajian mengenai radikalisme dan terorisme sekalipun<br />

telah demikian banyak dilakukan tetap mendapatkan perhatian publik<br />

untuk mencermati sepak terjang kaum teroris di Indonesia. Dalam kaitan<br />

itu, tulisan dalam artikel ini hanya akan mendeskripsikan fe<strong>no</strong>mena<br />

radikalisme dalam kajian sosiologis. Itupun hanya akan dibatasi melihat<br />

gejala dan fe<strong>no</strong>mena yang muncul di kalangan kaum muda setingkat<br />

pelajar menengah atas sampai dengan mahasiswa tingkat awal (semester<br />

satu atau semester dua) under graduate bukan pascasarjana atau post<br />

graduate.<br />

Perspektif Kajian<br />

Agama dan perubahan sosial selalu ditempatkan dalam perspektif yang<br />

tidak selalu sejalan. Kadang agama berada pada posisi bertentangan<br />

dengan kehadiran perubahan sosial, terutama yang datangnya cepat dan<br />

tiba-tiba. Agama agaknya tidak dapat secara cepat merespon perubahan<br />

yang datang tiba-tiba dan cepat, sebagai sebuah keniscayaan yang<br />

merupakan ciri dari masyarakat modern yang penuh dengan resiko.<br />

Ada banyak resiko yang ditimbulkan karena arus perubahan sosial yang<br />

dinamakan modernisasi dunia, Masyarakat mengalami Jurgen<strong>no</strong>ut, dalam<br />

bahasa Ulrich Beck, sebagai masyarakat beresiko tinggi. (Ulrich Beck dan<br />

Antony Giddens, Reflexive Modernization, USA, Anders Ulwin, 1992)<br />

Sementara itu dalam perspektif sosiologis lainnya, perubahan sosial<br />

yang datangnya tiba-tiba serta cepat dapat menghadirkan shock culture,<br />

sehingga masyarakat dengan kultur agraris tiba-tiba harus berhadapan<br />

dengan kultur industrial yang akan terjadi adanya shock culture agraris<br />

menuju modern. Itulah gelombang perubahan yang oleh Alvin Toffler<br />

disebut sebagai dentuman perubahan sosial karena hadirnya tradisi<br />

mekanis yang dahulu tidak dikenal dalam dunia agraris yang serba<br />

tenaga manusia dan hewan piaraan seperti sapi, kerbau dan kuda (Alvin<br />

Toffler,Pergeseran Kekuasaan: Gelombang Ketiga, Masyarakat Agraris menjadi<br />

Tek<strong>no</strong>logi, Pustaka Jakarta, 1992).<br />

Sebuah perubahan tentu dapat berdampak pada perilaku manusia,<br />

karena itu akan mendatangkan perlawanan-perlawanan yang dilakukan<br />

oleh sekelompok orang secara sistematik dan terorganisir. Dalam<br />

kaitan ini maka melihat perlawanan yang dilakukan satu komunitas<br />

50<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!