20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Muhd. Abdullah Darraz<br />

kepemimpinan. 6<br />

Institusi Pendidikan dalam Bayang Radikalisme<br />

Perkembangan selanjutnya, gerakan-gerakan radikal tersebut<br />

memengaruhi bahkan menguasai beberapa institusi pendidikan umum<br />

negeri baik pada level perguruan tinggi maupun setingkat SMU. Melalui<br />

gerakan radikal ini, muncul gejala sekolah umum negeri menjadi pusat<br />

penyemaian intoleransi, eksklusivitas, anti keragaman, bahkan kekerasan. 7<br />

Dalam beberapa kasus, institusi sekolah, terutama SMU Negeri, malah<br />

terlihat mendorong bahkan memfasilitasi tumbuhnya radikalisme dan<br />

ekstremisme yang cenderung bersikap intoleran terhadap perbedaan,<br />

diskriminatif, me<strong>no</strong>lak demokrasi, dan anti-HAM.<br />

Fe<strong>no</strong>mena semacam ini memang agak mengejutkan bagi para pemerhati<br />

asing terkait radikalisme di Indonesia. Selama ini para peneliti asing<br />

tersebut menyatakan bahwa radikalisme tumbuh subur di lingkungan<br />

institusi pendidikan Islam secara khusus, yakni yang bersumber<br />

dari sekolah-sekolah Islam dengan sistem pesantren. Hal ini misalnya<br />

ditunjukkan oleh para peneliti seperti Greg Feally dan Anthony Bubalo.<br />

Di dalam karya mereka dinyatakan, “some outside observers have identified<br />

the radical teachings of a number of pesantren in Indonesia as part of the terrorism<br />

problem and have advocated the reform of Islamic education” .8<br />

Namun demikian, penelitian-penelitian terakhir yang dilakukan oleh<br />

lembaga penelitian di Indonesia pada akhir-akhir ini menunjukkan<br />

bahwa trend yang terjadi, justru pertumbuhan radikalisme sedang sangat<br />

gencarnya berhembus dan dihembuskan melalui institusi pendidikan<br />

umum negeri, terutama setingkat Sekolah Menengah Umum (SMU)<br />

Negeri. 9<br />

6 Abdurrahman Wahid (ed.), Ilusi Negara Islam, Jakarta: The Wahid Institute-MAARIF Institute-Gerakan Bhinneka<br />

Tunggal Ika, 2008.<br />

7 Fakta-fakta tersebut bisa dilacak pada beberapa hasil riset yang dilakukan oleh beberapa lembaga, seperti<br />

Rahima, PPIM UIN Jakarta, LaKIP Jakarta, dan MAARIF Institute. Lihat Farha Ciciek, Merawat Tradisi<br />

Moderat Kaum Muda, makalah tidak diterbitkan, 2008; Makalah lain yang ditulis oleh Ciciek Farha terkait hasil<br />

risetnya tentang Religiusitas Kaum Muda tahun 2007 adalah berjudul Perempuan dilarang Menjadi Pemimpin:<br />

Penyebaran Ketidakadilan Gender di Sekolah Umum: Studi di Tujuh Kota, 2008; Lihat juga Survei PPIM UIN<br />

Jakarta; Survei MAARIF Institute tahun 2011, dan Survei LaKIP Jakarta tahun 2011.<br />

8 Anthony Bubalo dan Greg Feally, Joining the Caravan, hal. xi, 52, 58.<br />

9 Ahmad Gaus AF,dkk., “Laporan Penelitian Pemetaan Problem Radikalisme di SMU Negeri (Kab. Pandeglang,<br />

Kab. Cianjur, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta)”, dicetak terbatas, Jakarta: MAARIF Institute, 2011, hal. iii.<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />

157

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!