20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Radikalisme dan Lemahnya Peran Pendidikan Kewargaan<br />

melalui bantuan para alumni dari sekolah bersangkutan.<br />

Penelitian Ciciek Farha menunjukkan bahwa radikalisasi dilakukan<br />

melalui indoktrinasi yang dilakukan oleh pihak guru di saat terjadinya<br />

proses belajar mengajar seperti yang dilakukan oleh seorang guru mata<br />

pelajaran Sosiologi di sebuah sekolah di Surakarta (Ciciek Farha, 2008).<br />

Beberapa guru agama di sekolah negeri di Cianjur juga merasa cocok<br />

untuk mengajarkan pemahaman keagamaan yang radikal, dengan<br />

alasan untuk memperkuat keyakinan terhadap agama yang dipeluk.<br />

Dalam sebuah pertemuan yang difasilitasi oleh MAARIF Institute yang<br />

dihadiri oleh perwakilan guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan<br />

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sekolah umum negeri pada Maret<br />

2012, beberapa orang guru mengakui bahwa pengajaran keislaman secara<br />

fundamental, salah satunya dengan mengajarkan bai’at “5 Prinsip Hidup<br />

Muslim” sebagai sesuatu yang wajar untuk memperkuat sikap keislaman<br />

di dalam diri setiap pelajar.<br />

Radikalisasi ini juga dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti<br />

yang dilakukan di Cianjur dengan melakukan Pelatihan Semi-militer<br />

“Jundullah”, dengan menjurus pada pembentukan sikap intoleran<br />

terhadap kebhinnekaan, pemahaman keagamaan yang absolut (dengan<br />

melanggengkan klaim kebenaran sepihak, truth-claim), dan mewajarkan<br />

sikap diskriminasi terhadap perempuan di lingungan sekolah. 15 Organisasi<br />

Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan jalur yang sangat penting dalam<br />

proses regenerasi kelompok-kelompok radikal di sekolah-sekolah umum<br />

negeri, utamanya melalui Bagian Kerohanian Islam (Rohis).<br />

Kecenderungan menguatnya pengaruh kelompok Islam radikal melalui<br />

peran para alumni sekolah bersangkutan, telah melemahkan posisi<br />

dan peran para guru dan pihak sekolah dalam menanamkan karakter<br />

kebangsaan di kalangan pelajar. Guru dan kepala sekolah menjadi<br />

kehilangan peran dalam mengarahkan pandangan keagamaan siswa yang<br />

moderat, inklusif, dan rasional. Di beberapa SMU Negeri di Cianjur,<br />

ditemukan bahwa proses pembinaan kesiswaan diserahkan pada jaringan<br />

kelompok-kelompok radikal. Hal itu dilakukan atas persetujuan dan<br />

perizinan dari pihak sekolah. Namun seringkali, pihak sekolah tidak<br />

15 Ciciek Farha, Perempuan dilarang Menjadi Pemimpin: Penyebaran Ketidakadilan Gender di Sekolah Umum:<br />

Studi di Tujuh Kota, tulisan ini dikembangkan dari hasil penelitian tentang Religiusitas Kaum Muda: Studi di<br />

Tujuh Kota yang dilakukan pada 2007.<br />

160<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!