20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Muhammad Najib Azca<br />

menerima kemungkinan ide-ide dan pandangan-pandangan hidup baru.<br />

Toh, meski barangkali cukup pemuda mengalami proses ‘pembukaan<br />

kognitif’, tidak banyak yang kemudian betul-betul terjun dalam gerakan<br />

radikal. Dalam hal ini Wiktorowicz lebih lanjut mengungkapkan hasil<br />

observasinya terhadap proses keterlibatan kaum muda muslim di Inggris<br />

ke dalam gerakan radikal bernama Al Muhajirun yang berbasis di London.<br />

“Mereka yang paling mungkin terjun ke dalam gerakan... menemukan<br />

tafsiran-tafsiran serta kelembagaan-kelembagaan yang mewakilinya<br />

sebagai memikat... sehingga para pencari makna keagamaan tersebut<br />

memperluas pencarian makna pada perspektif-perspektif yang berada<br />

di luar arus utama,” demikian menurut Wiktorowicz (2005: 86). Proses<br />

‘pembukaan kognitif’ misalnya terjadi sebagai buah dari persinggungan<br />

dan pergaulan dengan ajaran-ajaran kelompok Islam radikal, baik yang<br />

bercorak politik, salafi maupun jihadi.<br />

Saya ingin memberi ilustrasi ringkas mengenai seorang alumni Jurusan<br />

Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM yang kini menjadi seorang tokoh<br />

gerakan Salafi-Wahabi di Ambon. Lahir tahun 1976 di Blora dari keluarga<br />

abangan, dia mulai beralih menjadi santri sejak SMP karena sering ikut<br />

kegiatan masjid di kampungnya. Ketika awal kuliah di UGM pada tahun<br />

1995, dia mengalami kejutan intelektual dan budaya, khususnya karena<br />

terekspos dengan bermacam aliran keagamaan Islam yang berujung pada<br />

terjadinya semacam krisis identitas. Dalam 8 bulan pertama di Yogya<br />

dia merasa menjadi tong sampah karena mempelajari berbagai aliran<br />

Islam yang ada di kampus, dari HTI, Jamaah Tabligh, hingga Salafi.<br />

Sempat ikut HMI tapi lalu keluar karena kecewa “ada kultur setan di<br />

HMI, karena lebih mengutamakan rapat ketimbang sholat berjamaah.”<br />

Setelah sempat melakukan shopping pengajian ke berbagai aliran, ia<br />

merasa menemukan Islam yang paling pas dalam ajaran Salafi-Wahabi.<br />

Belakangan, ia memutuskan ikut berjihad ke Ambon setelah mendengar<br />

ada fatwa ulama Salafi dari Timur-Tengah yang mewajibkan setiap<br />

Muslim di Indonesia untuk berjihad membela saudaranya yang sedang<br />

teraniaya oleh umat Kristen di sana.<br />

Jalur lain untuk menjadi partisipan dalam gerakan sosial radikal adalah<br />

melalui apa yang disebut oleh James Jasper sebagai moral shock atau<br />

‘goncangan moral’. Menurut Jasper (1997, lihat juga dalam Jasper dan<br />

Poulsen, 1995), moral shock terjadi ketika sebuah peristiwa atau sekeping<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />

29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!