vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Radikalisme dan Lemahnya Peran Pendidikan Kewargaan<br />
kekerasan berlatarbelakang keagamaan yang terjadi di hadapan publik. 23<br />
Beberapa isu yang bersifat sensitif dan mengundang polemik di publik<br />
kurang mendapatkan pemberitaan yang meluas di media.<br />
Namun demikian, selain memberikan informasi, fungsi dan peran lain<br />
dari media adalah melakukan interpretasi dan menggiring peran aktif<br />
publik dalam menyikapi dan mengambil sikap bersama terhadap berbagai<br />
isu yang diangkat dalam media. 24 Media bisa memberikan interpretasi<br />
positif atau bahkan interpretasi negatif terhadap sebuah isu positif yang<br />
tengah digalakkan dalam kehidupan publik.<br />
Dalam konteks penyelenggaraan program pendidikan karakter yang<br />
diinisiasi oleh MAARIF Institute, banyak media memberikan tanggapan<br />
dan interpretasi positif terhadap program advokasi tersebut. Namun<br />
kita juga tidak bisa menutup mata, diantara media tersebut ada yang<br />
memberikan interpretasi negatif terhadap upaya penguatan pendidikan<br />
kewargaan di kalangan publik.<br />
Interpretasi negatif yang tidak fair dari satu-dua media propaganda Islam<br />
Radikal tentang program ini menjadi sebuah tantangan tersendiri,<br />
betapa media sebagai salah satu pilar demokrasi perlu mendapat<br />
penyadaran dan penguatan terkait pendidikan kewargaan, sehingga<br />
dapat berkontribusi positif bagi tumbuhnya suasana kebangsaan yang<br />
menghargai perbedaan dan kebhinnekaan. Media-media propagandis<br />
seperti ini telah memberitakan secara tidak fair dan cenderung<br />
menyudutkan upaya positif advokasi penguatan pendidikan kewargaan<br />
di kalangan masyarakat sipil.<br />
Beberapa media menyatakan bahwa program pendidikan karakter yang<br />
diinisiasi oleh MAARIF Institute sebagai proyek pendangkalan akidah/<br />
keyakinan umat Islam dan bahkan dianggap sebagai modus pemurtadan. 25<br />
Buku materi pengayaan pendidikan karakter kebangsaan yang menjadi<br />
output dari program ini juga mereka anggap sebagai produk sampah yang<br />
23 Untuk analisis lebih lanjut terkait peran media terkait isu-isu intoleransi, kekerasan, dan radikalisme, bisa dilihat<br />
tulisan Ade Armando, “Kebisuan Media, Kegarangan Massa”, Jurnal MAARIF: Arus Pemikiran Islam dan Sosial,<br />
5.2 (2010): 164-171..<br />
24 Ade Armando, “Kebisuan Media, Kegarangan Massa”, MAARIF: Arus Pemikiran Islam dan Sosial, 5.2 (2010):<br />
167.<br />
25 Lihat http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/05/02/18915/modus-pemurtadan-dalam-bukupendidikan-karakter-agama-islam.<br />
Tautan ini diunduh pada 22 Juni 2012.<br />
170<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>