20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendidikan Multikultural dan Anti Kekerasan Melalui<br />

Permainan Garis<br />

memindahkan meja dan kursi, tetapi ketika aksi akan dilaksanakan<br />

maka tidak diperkenankan satu orangpun mengeluarkan suara kecuali<br />

menggunakan bahasa isyarat. Della, gadis hitam manis dan berkerudung<br />

dengan percaya diri berinisiatif memimpin. Secara cepat dia melakukan<br />

perundingan, mengambil spidol dan mulai menggambar U di whiteboard<br />

besar di muka kelas. Kawan-kawan sekelasnya segera mendekat ke<br />

whiteboard secara tertib dengan membentuk barisan setengah lingkaran<br />

tanpa dikomando. Terjadi begitu saja. Dari mulut mungilnya keluarlah<br />

penjelasan mengenai pembagian tugas, siapa melakukan apa. Singkat<br />

cerita, hanya dalam waktu 3 menit, para siswa mampu menyelesaikan<br />

permainan letter U dan saya pun bisa memasang garis lurus di tengah<br />

kelas dengan menggunakan lakban besar hitam, ukurannya sekitar 5<br />

centimeter.<br />

Seluruh siswa diminta untuk berdiri di sisi kiri dan kanan garis. Beberapa<br />

siswa bertanya untuk apa garis itu. Saya kemudian memberitahu teknis<br />

permainannya. Guru akan melontarkan beberapa pertanyaan kepada<br />

para siswa yang jawabannya hanya “ya atau tidak.” Jika ya, maka para<br />

siswa diminta untuk maju menginjak garis hitam yang dibuat, tetapi jika<br />

jawabannya tidak maka para siswa diminta mundur meninggalkan garis<br />

hitam tersebut. Saya juga akan melontarkan beberapa pertanyaan kunci<br />

kepada siswa yang menjawab ya atau tidak tergantung situasi dan kondisi.<br />

Saya memulai pertanyaan dengan hal-hal yang ringan. Pertanyaan<br />

awal mengenai selera musik. Ketika saya menanyakan siapa yang suka<br />

mendengarkan musik, semua anak di kelas itu menginjak garis. Ketika<br />

saya tanya lebih lanjut tentang selera musik, tidak disangka ada enam<br />

siswa yang sangat menyukai musik dangdut--musik yang dinilai banyak<br />

remaja sebagai “kampungan”--.<br />

Guru<br />

Christin<br />

: Mengapa kamu menyukai musik Dangdut?<br />

: “Enak music didengar dan mendorong saya untuk<br />

berjoget”, jawabnya.<br />

Peserta yang lain tertawa riuh. Saya agak terkejut atas selera musik<br />

Christin. Karena secara fisik, Christin sangat cantik, berhidung bangir,<br />

berdagu lancip. Tubuhnya langsing, berkulit putih dan berambut<br />

panjang bergelombang hingga melebihi bahunya. Penampilannya<br />

jauh dari “kampungan”. Inilah yang disebut selera. Saya kemudian<br />

98<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!