20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Yang Muda, Yang Radikal<br />

penganut agama lain, ide-ide mengenai peranan agama dalam politik),<br />

selain kaitannya dengan variabel usia dan urbanisme.<br />

Kesimpulan hasil kajiannya menarik. Dia menemukan ada semacam<br />

dua pola keberagamaan di kalangan dua kelas sosial yang berbeda:<br />

warga kelas menengah-atas cenderung lebih liberal, sedangkan warga<br />

kelas menengah-bawah cenderung lebih ekslusif dan illiberal. Lebih<br />

jauh, warga kelas menengah-bawah juga cenderung lebih menyokong<br />

politik otoritarian (misalnya kekuasaan militer serta kepemimpinan<br />

yang kuat), kurang puas terhadap kehidupannya serta kurang tertarik<br />

kepada ‘politik’. Sebaliknya, kelompok menengah-atas cenderung<br />

kurang memberi dukungan terhadap politik otoritarian, lebih merasa<br />

puas terhadap kehidupanya serta lebih tertarik kepada segala hal ihwal<br />

yang terkait dengan ‘politik’ dalam rangka melakukan perubahan secara<br />

gradual. Kelas bawah juga lebih jarang membaca koran, majalah serta<br />

me<strong>no</strong>nton TV, selain mereka cenderung lebih mudah curiga kepada<br />

orang lain—berkebalikan dengan kelas menengah-atas yang tergolong<br />

paling gampang percaya kepada orang lain di Indonesia (ibid.: 7).<br />

Diskusi menjadi lebih menarik ketika variabel usia dilibatkan dalam<br />

analisis. Responden berusia muda (15-24) sebagian besar mendukung<br />

pernyataan bahwa “orang yang relijius (sebaiknya yang) menafsirkan<br />

hukum” merupakan salah karakter esensial dari demokrasi. Mereka<br />

yang berusia lebih tua (25-34) terbelah di antara yang mendukung dan<br />

yang me<strong>no</strong>lak pendapat tersebut, sementara yang berusia tua cenderung<br />

untuk me<strong>no</strong>lak pernyataan tersebut—baik dari kelas sosial manapun.<br />

Kecenderungan untuk tidak memercayai tetangga yang berbeda agama<br />

(2006) juga lebih besar di kalangan kaum muda yang berumur di<br />

bawah 24, selain mereka yang berumur di atas 55 tahun. Pemuda juga<br />

mengunjungi acara ibadah lebih sering dibandingkan dengan mereka<br />

yang berusia 45-55 tahun (ibid.: 8).<br />

Maka apa yang tampak sebagai militansi kelas bawah yang tersisih<br />

mungkin sekadar kenaifan orang muda; sedangkan apa yang tampak<br />

sebagai moderasi dari anggota kelas menengah yang nyaman mungkin<br />

semata kematangan seorang profesional yang terdidik dan, di atas<br />

semuanya, dewasa. Dalam pertanyaan mengenai pemakaian kerudung<br />

(2001) terlihat benar bahwa usia tampaknya merupakan determinan<br />

utama. Kaum muda dari semua kelas hingga usia 24 hampir seluruhnya<br />

32<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!