20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Radikalisme dan Lemahnya Peran Pendidikan Kewargaan<br />

Ada beberapa tesis yang diajukan mengapa sekolah umum negeri menjadi<br />

bagian penting proses radikalisasi di institusi pendidikan di Indonesia.<br />

Kelompok radikal menyadari bahwa sekolah umum negeri merupakan<br />

sebuah ruang terbuka bagi penyemaian ideologi radikal di dalamnya. 10<br />

Sekolah umum negeri merupakan lahan kosong di tengah abainya<br />

pemerintah (Kementerian Pendidikan dan kebudayaan) –sebagai satusatunya<br />

otoritas yang menaungi keberadaan sekolah-sekolah tersebut–<br />

terhadap gejala menguatnya radikalisme di institusi pendidikan.<br />

Tesis lain menyebutkan bahwa diskursus keagamaan di SMU Negeri<br />

cenderung lebih lemah dibanding dengan sekolah-sekolah keagamaan<br />

seperti pesantren atau madrasah. Hal ini menyebabkan pemahaman<br />

tentang ajaran Islam yang utuh jauh dari pengetahuan pelajar di SMU<br />

Negeri. Pelajar yang menjadi lulusan pesantren memiliki pemahaman<br />

yang lebih baik tentang ajaran-ajaran Islam, seperti pemahaman tentang<br />

al-Quran, hukum dan sejarah Islam, dibandingkan dengan para pelajar<br />

dari sekolah umum negeri. 11 Bahkan di beberapa pesantren ditemukan<br />

juga adanya pengajaran tentang perbandingan agama yang memberikan<br />

perspektif lebih terbuka di dalam menilai keragaman agama, dan cukup<br />

efektif di dalam membendung ekstrimisme dan intoleransi di kalangan<br />

santri. 12<br />

Hal inilah yang menyebabkan begitu mudahnya para pelajar sekolah<br />

menengah umum negeri untuk dipengaruhi berbagai ideologi radikal<br />

yang selama ini menginfiltrasi secara massif dan sistemik. Di sisi lain,<br />

tesis ini juga yang membantah keterlibatan pesantren sebagai basis bagi<br />

pertumbuhan gerakan radikal di Indonesia, meskipun kita tidak dapat<br />

menutup mata ada sebagian di antaranya yang menjadi bagian dari proses<br />

radikalisasi tersebut.<br />

Analisis dan penelitian yang dilakukan oleh Mark Woodward, Inayah<br />

10 Ahmad Gaus AF, dkk, “Laporan Penelitian Pemetaan Problem Radikalisme di SMU Negeri (Kab. Pandeglang,<br />

Kab. Cianjur, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta)”, hal. iii<br />

11 Dina Afrianty, “Indonesia’s Islamic Educational Institutions and Radicalism among Muslim Youth”, makalah<br />

disampaikan pada Seminar Asian Law Centre/Centre for Islamic Law and Society di the University of Melbourne.<br />

Makalah ini diunduh pada 20 Juni 2012 di tautan http://www.law.unimelb.edu.au/files/dmfile/Afrianty_web1.pdf<br />

12 Misalnya hal ini terdapat dalam kurikulum Pesantren Pabelan Magelang, di dalamnya dikenalkan tentang<br />

agama-agama di luar agama Islam, terutama tentang agama Kristen, sebagai bagian dari upaya membendung<br />

ekstremisme keagamaan di kalangan santri. Lihat Mark Woodward, dkk., “Muslim Education, Celebrating Islam<br />

and Having Fun As Counter-Radicalization Strategies in Indonesia”, Perspectives on Terrorism: A Journal of the<br />

Terrorism Research Initiative, 4.4. (2010): 42.<br />

158<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!