20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Wahyudi Akmaliah Muhammad & Khelmy K. Pribadi<br />

Muslim di Tanjung Priok (1984) dan Talang Sari (1989) adalah contoh<br />

terapi kejut agar tidak mengganggu kebijakan dan sistem pemerintahan<br />

yang dibangun rezim Soeharto.<br />

Namun, sejak tahun 1990-an, sikap politik rezim Soeharto berubah. Ia<br />

mulai mengapresiasi Islam dan masyarakat Muslim Indonesia. Ini ditandai<br />

oleh dua hal: dukungannya atas pendirian ICMI (Ikatan Cendekiawan<br />

Muslim Indonesia) dan bank Mua’malah, bank Islam pertama di<br />

Indonesia. Selain itu, ia dan keluarga juga menunjukkan religiusitas<br />

keislamannya di ruang publik setelah pulang dari Mekah. Ini tampak<br />

dengan adanya dua tambahan di depan namanya, “Haji Muhammad”<br />

Soeharto. Tutut, anak perempuan pertamanya, juga mengenakan jilbab<br />

saat melakukan aktivitas sosial di ruang publik. Pada tahun 1991,<br />

rezim Soeharto menghapus aturan pelarangan jilbab di sekolah yang<br />

sebelumnya dilarang sejak tahun 1982 (Kailani, 2012: 34-35). Kondisi<br />

ini, sebagaimana dijelaskan Kailani (2012) dengan mengutip Amrullah<br />

(2008), Dijk (2002), dan Heryanto (1999), menjadi momentum bagi<br />

kebanyakan masyarakat Islam untuk mengekspresikan dan merayakan<br />

identitasnya ke ruang publik. Lesakan Islamisasi ruang publik juga ditilik<br />

oleh Didin Nur Rosidin, terutama dalam institusi pendidikan formal<br />

menjadi bagian dari dampak perkembangan kajian keislaman yang<br />

dilakukan secara ekstra kulikuler di sekolah melalui kerohanian Islam.<br />

Didin juga mengambil bentuk perkembangan penggunaan jilbab pada<br />

siswi perempuan SMA sebagai titik penting perkembangan Islamisasi<br />

ruang publik. Didin memerhatikan perkembangan ini dengan mengikuti<br />

sejarah dan perkembangan gerakan, ideologi dan aktivitas kerohanian<br />

Islam di sekolah menengah negeri di Kota Cirebon. Perempuan yang<br />

sebelumnya tidak mau mengenakan jilbab, mereka mulai berani<br />

mengenakannya di ruang publik.<br />

Sejalan dengan itu, butik-butik busana Muslim pun bermunculan.<br />

Kelompok-kelompok eksekutif Kajian Islam untuk menampung kelas<br />

menengah kota yang ingin belajar Islam berdiri, seperti Paramadina<br />

eksekutif, Tazkiya Sejati, dan IIMAN. Tidak ketinggalan, munculnya<br />

penerbit buku yang mengangkat tema-tema Islam, dari yang ringan<br />

dan praktis sebagai panduan hingga pemikiran dan wacana. Di antara<br />

penerbit tersebut adalah Mizan, LKiS (Lembaga Kajian Islam dan Sosial),<br />

dan Gema Insani Press. Bahkan tak hanya itu, kini beberapa produk<br />

kosmetik, produk perbankan, produk makanan, produk jasa kecantikan<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />

137

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!