vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
M. Zaki Mubarak<br />
misalnya jamaah mahasiswa yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharut<br />
Tauhid (JAT), dan Front Pembela Islam (FPI). 10 Yang perlu dicatat pula,<br />
selain kelompok-kelompok yang kasat mata aktivitasnya, merujuk kepada<br />
penelitian FISIP UIN 2010, terdapat juga organisasi yang bergerak under<br />
ground, seperti Negara Islam Indonesia (NII).<br />
Hizbut Tahrir di UIN Jakarta<br />
Tidak dapat diketahui dengan persis kapan Hizbut Tahrir Indonesia<br />
(HTI) mulai masuk di lingkungan UIN Jakarta. Sejak awal 1990-an telah<br />
muncul perkumpulan-perkumpulan kecil mahasiswa yang menyatakan<br />
diri bagian dari Hizbut Tahrir di IAIN Jakarta (ketika itu). Tetapi, kegiatan<br />
yang sporadis dengan menggunakan nama Hizbut Tahrir baru terjadi<br />
sejak tahun-tahun awal pasca Reformasi. Dibandingkan perkumpulan<br />
Islam radikal lain yang eksis di lingkungan UIN Jakarta, perkembangan<br />
Hizbut Tahrir adalah yang paling pesat. Di perguruan tinggi, pengaruh<br />
paling kuat gerakan Hizbut Tahrir ada di Institut Pertanian Bogor (IPB),<br />
serta beberapa kampus negeri lainnya, seperti Universitas Indonesia<br />
(UI). Entah kebetulan atau tidak, perkembangan Hizbut Tahrir di UIN<br />
Jakarta terutama sejak akhir 1990-an, bersamaan waktunya dengan<br />
dibukanya beberapa fakultas umum seiring transformasi IAIN Jakarta<br />
menjadi UIN Jakarta. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)<br />
dan Fakultas Sains dan Tek<strong>no</strong>logi (Saintek), merupakan dua fakultas<br />
umum hasil transformasi menjadi UIN. Dibandingkan fakultas-fakultas<br />
lain yang ada di lingkungan UIN Jakarta, di FKIK dan Saintek kegiatan<br />
Hizbut Tahrir tercatat paling aktif. Beberapa dosen di kedua fakultas<br />
itu, di antaranya berasal dari UI dan IPB, tercatat menjadi simpatisan<br />
maupun pendukung aktif gerakan ini.<br />
Hizbut Tahrir yang didirikan oleh Taqiuddin an-Nabhani tahun 1952<br />
mengembangkan ideologi dan pola gerakan yang radikal. Menurut<br />
mereka tidak ada kekuasaan politik apapun yang sah dan legitimate,<br />
selain Kekhilafahan Islam. Segala konsep dan bentuk kenegaraan selain<br />
Kekhilafahan Islam, mereka kategorikan sebagai kekuasaan kufur. Di<br />
10 Semakin berpengaruhnya pemahaman keagamaan radikal di kalangan muda, termasuk di kalangan<br />
mahasiswa, bukannya tidak disadari oleh pimpinan UIN Jakarta. Lihat, Komaruddin Hidayat, “Radikalisme Islam<br />
Menyusup ke SMU” dalam www.uinjkt.ac.id, bagian Kolom Rektor 25 Oktober 2009. Pandangan pimpinan<br />
UIN Jakarta setelah merebaknya kasus Pepi (alumni UIN) dengan Bom Bukunya, dapat dibaca dalam tulisan<br />
dalam kolom yang berjudul, “Mengurai Radikalisme di UIN” 6 Mei 2011.<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
197