20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Gerakan Islam Syariat dan Upaya Syariatisasi<br />

Melalui Jalur Konstitusi<br />

syariat dan berorientasi pada perjuangan ideologi politik. Dengan klaim<br />

Islam kaffah, gerakan Islam syariat telah menampilkan Islam berwajah<br />

serba syariat, sehingga terbentuk pandangan dunia (world view) Islam<br />

yang serba syariat pula (hal. 33).<br />

Dalam perjalanannya, gerakan Islam syariat mengkonstruksi, bahkan<br />

mereduksi ajaran Islam yang pada mulanya beragam, multidimensi,<br />

menjadi sistem kehidupan yang bersifat total dan integral dengan seluruh<br />

dimensi kehidupan, khususnya politik. Hal tersebut terlihat ketika Islam<br />

direduksi ke dalam syariat Islam. Konstruksi, bahkan reduksi selanjutnya<br />

ialah menyamakan syariat Islam dengan fiqh Islam. Hal ini terjadi setelah<br />

fiqh Islam menjadi bagian penting dari konstruksi pemikiran keislaman.<br />

Reduksi yang dilakukan sedemikian rupa mengantarkan pada keyakinan<br />

bahwa syariat Islam merupakan hukum Tuhan yang diturunkan untuk<br />

mengatur kehidupan manusia secara total (hal 130), yang menyeret atau<br />

mengikutsertakan politik di dalamnya. Implikasi dari hal tersebut, Islam<br />

menjadi serba legal-formal sebagaimana prinsip al-ahkam al-khamsah (lima<br />

asas hukum Islam), yakni wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah<br />

dalam paradigma fiqh Islam.<br />

Aspek legal-formal yang difahami oleh gerakan Islam syariat melahirkan<br />

pandangan dunia (world view) berupa upaya penegakan syariat Islam<br />

dalam negara/pemerintahan. Hal tersebut sejatinya berpangkal pada<br />

keyakinan terhadap kredo “Islam adalah solusi” dan faham integralisme<br />

Islam (Islamisme/kaffah). Sebagaimana dituliskan Buya Syafii Maarif<br />

dalam pengantarnya untuk buku ini, keyakinan akan autentisitas dan<br />

kesempurnaan ajaran Islam dengan tetap mengacu pada preseden<br />

historis generasi Islam awal (salaf) merupakan basis ideologis pandangan<br />

kalangan yang kukuh mempertahankan syariat sebagai penawar atas<br />

problem sosial-politik masyarakat Islam.<br />

Kemudian kerancuan dan paradoks peradaban atas nama modernitas<br />

Barat dinilai gagal menyejahterakan tatanan sosial politik penduduk<br />

dunia, khususnya masyarakat Islam. Realitas sosial, politik, eko<strong>no</strong>mi,<br />

hukum, bahkan kondisi keamanan yang kacau, morat-marit, amburadul<br />

begitu me<strong>no</strong>hok perasaan masyarakat Muslim yang mayoritas hidup<br />

di negara-negara pascakolonial. Ditambah krisis eko<strong>no</strong>mi, instabilitas<br />

politik, ancaman pemanasan global, degradasi moral turut menyeret<br />

hukum-hukum produksi Barat pada meja dakwaan. Situasi ini memberi<br />

238 MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!