vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Anak Muda, Radikalisme, dan Budaya Populer<br />
dan perluasan mengenai studi Islam dan radikalisme di Indonesia, di<br />
mana subyek-subyek penggerak dan gerakan radikalisme tidak lagi bisa<br />
digeneralisir sebagai organisasi, institusi, dan juga komunitas/ormas,<br />
tetapi memfokuskan kepada anak-anak muda, dalam hal ini adalah anak<br />
sekolah (SMU).<br />
Sependek penelusuran kami, belum banyak yang melakukan studi<br />
mengenai kaum muda Muslim (anak SMU) dan radikalisme. Beberapa<br />
di antara sarjana tersebut adalah Kailani (2009, 2010), Wajidi (2011),<br />
MAARIF Institute (2011), Azca (2012) dan Rosidin (<strong>2013</strong>). Ini<br />
memberikan kemungkinan untuk para sarjana dan intelektual Indonesia<br />
mengisi ruang kosong tersebut. Dengan demikian, persoalan bom bunuh<br />
diri (suicide bombing), percobaan pengeboman di sejumlah tempat ibadah,<br />
dan juga tindakan Islamis dan radikalisme di kalangan anak muda saat ini<br />
dapat dipahami dengan baik sehingga dapat dicarikan “jalan keluar” dan<br />
tindakan preventif. Artikel singkat ini tidak berambisi untuk memetakan<br />
gerakan radikalisme kaum muda di Indonesia dan juga secara mendalam<br />
memahami artikulasi dan tindakan mereka. Melalui tinjauan buku dan<br />
artikel yang terkait dengan anak muda, Islam dan radikalisme, Pertama,<br />
kami ingin mendiskusikan kembali definisi, posisi, dan sejarah singkat<br />
anak muda di Indonesia. Kedua, kami ingin melihat gejala Islamisasi di<br />
ruang publik. Ketiga, kami mengajukan salah satu kemungkinan untuk<br />
meluruhkan sikap dan benih-benih Islamis dan radikalisme di kalangan<br />
anak muda melalui film. Ini berdasarkan interaksi MAARIF institute<br />
melalui film “Mata Tertutup” untuk me<strong>no</strong>nton dan berdiskusi bersama<br />
di kalangan anak-anak muda, khususnya siswa-siswi SMU di Jakarta dan<br />
beberapa daerah.<br />
Anak Muda: Definisi, Posisi, dan Sejarah<br />
Definisi dan pemahaman mengenai siapa itu anak muda, menurut<br />
Maesy Angelina (2011: 2) merupakan kontruksi sosial yang mengandung<br />
relatif dan bias. Ini karena setiap orang atau institusi memiliki kategori<br />
sendiri dalam mendefinisikan. Menurut Undang-Undang Kepemudaan<br />
Republik Indonesia, misalnya, seseorang disebut anak muda apabila<br />
mereka berusia antara 18-35 tahun. Menurut PBB, seseorang disebut<br />
sebagai anak muda (Youth) apabila rentang berusia 15-24 tahun. Masih<br />
menurut Maesy Angelina (2011: 2), di sisi lain, Konvensi Hak Anak<br />
PBB mendefinisikan anak-anak kepada mereka yang berusia di bawah<br />
134 MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>