20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Zuly Qodir<br />

organisasi keagamaan yang terhalang oleh rintangan-rintangan etnik,<br />

kelas, dan kebudayaan. Pada tahap ketiga ini, para pemimpin mempunyai<br />

tugas untuk menjawab persoalan-persoalan meskipun gerakan tersebut<br />

berhasil memperoleh banyak pengikut mengapa tujuan-tujuan semula<br />

yang begitu mendekat dan jelas di mata para pemeluknya belum juga<br />

tercapai secara kongkrit.<br />

Mircea Eliade, seorang ahli sosiologi agama Amerika memberikan<br />

keterangan keinginan mengulang zaman keemasan atau masa lampau<br />

sebagai mitos kejayaan bukanlah barang “jadi-jadian”, memang nyata<br />

adanya. Demikian kata Mircea Eliade:<br />

“Kita sedang menghadapi kebutuhan “manusia historis”<br />

(manusia modern), yang secara sadar dan sukarela menciptakan<br />

sejarah, dengan manusia dari peradaban tradisional, seperti yang<br />

kita lihat memiliki sikap negatif terhadap sejarah. Apakah dia<br />

menghapuskannya secara periodik, apakah dia memberi nilai<br />

yang rendah dengan menemukan secara terus menerus model<br />

transhistoris dan arketipe baginya, apakah mereka memberinya<br />

makna meta-historis, eklektis, eskatologis dan seterusnya, manusia<br />

dari peradaban tradisional memandang bahwa peristiwa historis itu<br />

memiliki nilai dalam dirinya sendiri” (Mircea Eliade, Mitos Gerak<br />

Kembali pada yang Abadi, Yogyakarta, Ikon 2002, terjemahan).<br />

Kajian Mircea Eliade memberikan kerangka umum bahwa kebangkitan<br />

sebuah kelompok akan kehendak mengulang kejayaan masa lalu sebagai<br />

bagian dari “sejarah yang hilang” (lost history) akhirnya menjadi kajian<br />

yang telah lazim dalam kebangkitan agama-agama di Eropa-Amerika<br />

dan juga Asia Tenggara, termasuk tentu saja Indonesia. Terlebih negaranegara<br />

yang mempercayai bahwa aspek agama merupakan dimensi<br />

sosial yang tidak bisa dihilangkan begitu saja pada peristiwa-peristiwa<br />

sosial termasuk sosial engineering sebagai keniscayaan sejarah umat<br />

manusia. Himpitan peradaban umat manusia menunjuk pada adanya<br />

perubahan-perubahan dalam siklus umat manusia itu sendiri yang harus<br />

ditafsirkan secara multidisplin, termasuk sosiologis selain antropologis<br />

dan psikologis.<br />

Oleh karena itu, fe<strong>no</strong>mena gerakan radikal di kalangan kaum muda<br />

hendak ditempatkan dalam kaca mata gerakan sosial keagamaan yang<br />

belakangan muncul bak jamur di musim penghujan di Indonesia.<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />

53

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!