20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ahmad Gaus AF<br />

yang identifikasinya lebih luas dari PKS dan HTI, 1 namun semuanya<br />

bertendensi memiliki orientasi ideologis yang kuat, yang menawarkan<br />

Islam sebagai alternatif terhadap ideologi dan bentuk negara yang sah.<br />

Gerakan Ideologi<br />

Berkembang-biaknya kelompok-kelompok radikal yang berorientasi<br />

ideologis di Tanah Air dengan ciri-ciri seperti di atas didukung oleh<br />

situasi politik kebebasan yang menetas pasca runtuhnya rezim Orde<br />

Baru. Sebelumnya, di tengah kekuasaan rezim otoriter Orde Baru,<br />

kelompok-kelompok itu tidak pernah terekspos atau tumbuh sebagai<br />

gerakan bawah tanah (underground). Menurut Anthony Bubalo dan Greg<br />

Feally (2005: vii), gerakan-gerakan radikal di Tanah Air berhulu pada<br />

gerakan serupa di Timur Tengah. Ide gerakan radikalisme ini diimpor<br />

oleh kalangan radikal Islam Indonesia yang selama dekade 80-an dan<br />

90-an telah berhubungan dengan para radikalis di Timur Tengah melalui<br />

jalur studi. Mereka terpengaruh ideologi gerakan Ikhwan al-Muslimin,<br />

al-Qaeda, dan para jihadis Afganistan (Bubalo & Feally, 2005: <strong>viii</strong>).<br />

Era reformasi yang meniupkan angin kebebasan benar-benar<br />

dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok ini untuk memenuhi ruang<br />

publik dengan berbagai agenda islamis mereka seperti penegakan<br />

khilafah, syariah sebagai solusi, islamisasi lembaga-lembaga politik<br />

sekular, dan sebagainya. Tentu saja publik dibuat terhenyak karena<br />

penegasan identitas Islam yang begitu vulgar itu tidak pernah terdengar<br />

sebelumnya. Dan lebih penting lagi, agenda-agenda yang disuarakan oleh<br />

gerakan itu dianggap bertentangan dengan arus utama Islam Indonesia<br />

yang telah menerima ideologi Pancasila dan bentuk negara NKRI sebagai<br />

final. Terbersit kecemasan bahwa jika gerakan ini menggelinding semakin<br />

besar, maka ia akan menjadi ancaman terhadap Bhinneka Tunggal Ika<br />

yang mengayomi keragaman Indonesia. Bagaimanapun, kelompokkelompok<br />

ini terbukti tidak segan-segan memaksakan kehendak dengan<br />

ancaman, teror psikologis, bahkan bom bunuh diri seperti yang terjadi<br />

di Bali dan Jakarta.<br />

1 Salah satu kasus yang menarik ialah terjadinya perebutan masjid al-Munawwarah Pamulang<br />

Banten antara jamaah Abu Jibril dari kelompok salafi-wahabi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)<br />

versus jamaah Habib Abdurrahman Assegaf, Ketua Gerakan Umat Islam Indonesia pada Agustus<br />

2009.<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />

177

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!