20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Yang Muda, Yang Radikal<br />

radikal’ (radical reasoning). Seperti dijelaskan sebelumnya, radical reasoning<br />

merupakan proses mikro-sosiologis yang melibatkan sekaligus aspek<br />

kognitif dan afektif, melalui sejumlah tahap: diawali oleh ‘krisis identitas’,<br />

dilanjutkan dengan ‘pembukaan kognitif’ dan ‘goncangan moral’, yang<br />

berlanjut dengan dilakukannya partisipasi dalam gerakan jihad sebagai<br />

‘aksi identitas’.<br />

Namun sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa konsep jejaring sosial<br />

yang saya gunakan di sini tidak semata berarti hubungan antaraktor<br />

konkret melalui kaitan-kaitan tertentu, seperti pandangan kaum ‘realis’,<br />

namun juga dalam arti jejaring sosial sebagai ‘realitas fe<strong>no</strong>me<strong>no</strong>logis’<br />

(phe<strong>no</strong>me<strong>no</strong>logical realities) dan ‘jejaring makna’ (networks of meaning)<br />

sebagaimana disampaikan oleh kaum fe<strong>no</strong>me<strong>no</strong>logis (Diani 2003: 6;<br />

Passy 2003: 27). Lebih lanjut, seperti argumen Jasper and Poulsen (1995:<br />

495; emphasis in original), “networks are important because of the meanings<br />

they transmit” (jejaring penting karena makna yang ditransmisikan).<br />

Demikianlah: melalui pemaknaan bersama itulah emosi mengalir dan<br />

dialami oleh para aktor gerakan sosial. Nah, di sinilah isu ideologi<br />

penting untuk diperbincangkan peranannya dalam gerakan sosial.<br />

Meski merupakan elemen penting dalam gerakan sosial, ideologi selama<br />

ini cenderung terabaikan dalam studi-studi gerakan sosial. 4 Buechler<br />

(2000: 200, dikutip oleh Ahmad 2005: 19) bahkan berpendapat:<br />

“ideologi merupakan anak yatim dalam teori gerakan sosial.” Menurut<br />

Oliver dan Johnston (2000: 45) dalam sebuah artikel ulasan mengenai<br />

kaitan antara ‘frame’ dan ‘ideologi’ dalam riset gerakan sosial menyatakan<br />

bahwa kecenderungan kepada teori framing dan meninggalkan isu<br />

ideologi disebabkan oleh warisan peyoratif dari teori-teori ideologi yang<br />

terkait dengan teori-teori gerakan sosial pada awal tahun 1970-an. Meski<br />

mengapresiasi analisis ‘frame’ dan ‘framing’ sebagai konsep-konsep yang<br />

produktif dan bertenaga dalam studi gerakan sosial, namun menurutnya<br />

keduanya merupakan dua konsep yang berbeda: “framing menunjuk pada<br />

proses, sedangkan ideologi menunjuk pada isi.”<br />

Lebih lanjut Oliver and Johnston (2000: 37) meringkas perbedaan di<br />

4 In a quick scan of some recent publications on social movements I found that there is <strong>no</strong> ideology(ies) entry in<br />

the Index of Dynamics of Contention (McAdam, Tarrow and Tilly 2001), Comparative Perspectives on Social<br />

Moevements (McAdam, McCarthy and Zald eds. 1996), Social Movements in a Globalizing World (Kriesi et<br />

al eds. 1999) and Global Movements (McDonald 2006). Yet there are a few ideology(ies) entries in Social<br />

Movements, An Introduction by della Porta and Diani (1999) and The Social Movements Reader by Goodwin<br />

and Jaspers (2003)<br />

36<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!