vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
vol viii no 1 juli 2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Muhd. Abdullah Darraz<br />
Pengantar<br />
Radikalisme dan praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama<br />
merupakan ancaman serius bagi kemanusiaan dewasa ini. Bukan hanya<br />
itu, radikalisme yang dibalut dengan pandangan-pandangan sempit<br />
keagamaan dan menjelma menjadi tindak teror dan kekerasan bahkan<br />
akan mengancam keberadaan agama itu sendiri. Tak jarang, orang<br />
menjadi skeptis bahkan kehilangan keyakinannya pada agama dan<br />
bahkan pada Tuhan, di saat mana agama hanya dijadikan alat pembenar<br />
bagi beragam tindak teror dan kekerasan. Menurut Karen Armstrong,<br />
manusia sudah kehilangan kearifan dalam kehidupan keagamaan,<br />
karena kurang mampu mengaktualkan sifat kasih sayang yang ada dalam<br />
dirinya 1 . Kebencian dan kekerasan seolah menjadi bahasa komunikasi<br />
keseharian yang lumrah dan biasa untuk dilakukan.<br />
Radikalisme tidak hadir dalam ruang kosong. Setidaknya ada beberapa<br />
konteks dan keadaan yang turut melahirkan fe<strong>no</strong>mena radikalisme<br />
di sekitar kita. Kondisi eko<strong>no</strong>mi yang tidak adil, kondisi sosial yang<br />
penuh dengan ketidakpastian, kondisi hukum yang penuh dengan<br />
penyimpangan, kekumuhan politik kita yang terus dihantui penyakit<br />
korupsi, 2 serta lemahnya penanaman pendidikan kewargaan pada<br />
masyarakat kita menyebabkan rentannya masyarakat untuk terpengaruh<br />
pada ideologi-ideologi radikal yang cenderung merusak tatanan<br />
kebangsaan. Kondisi-kondisi semacam ini telah mengarahkan sebagian<br />
masyarakat kita untuk mencari solusi-solusi instan dengan pendekatanpendekatan<br />
yang simplistis guna segera keluar dari kemelut yang selama<br />
ini membayangi. 3 Namun demikian, dalam radikalisme keagamaan,<br />
landasan doktrin-doktrin teologis kerap digunakan untuk melegitimasi<br />
sikap dan tindakan radikal yang diperbuat.<br />
Radikalisme yang dihadirkan dalam bentuk doktrin keagamaan hitam<br />
putih, sepanjang 15 tahun terakhir ini telah tumbuh semakin subur. Pascaera<br />
Reformasi yang telah membuka keran kebebasan bagi munculnya<br />
berbagai ideologi dan pergerakan, beberapa kelompok radikal dengan<br />
1 Karen Armstrong, The Great Transformation: Awal Sejarah Tuhan, Bandung: Mizan, 2007, hal. xx<strong>viii</strong><br />
2 Radhar Panca Dahana, “Kekerasan di Batin Kita”, Jurnal MAARIF: Arus Pemikiran Islam dan Sosial,<br />
5.2 (2010): 29-31.<br />
3 A. Syafii Maarif, “Radikalisme, Ketidakadilan, dan Ketahanan Bangsa”, Jurnal MAARIF: Arus Pemikiran Islam<br />
dan Sosial, 5.2 (2010): 148<br />
MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong><br />
155