20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perspektif Sosiologi Tentang Radikalisasi Agama Kaum Muda<br />

hasil pertaniannya yang diambil secara paksa oleh pendudukan Belanda<br />

dan Jepang, akibatnya masyarakat petani melakukan pemberontakan<br />

dengan dukungan pemimpin masyarakat yang kharismatik dan<br />

memiliki patron client yang kuat untuk melakukan perlawanan dengan<br />

landasan sentimen anti Belanda dan Jepang (Sarto<strong>no</strong> Kartodirjo,<br />

1982, Pemberontakan Petani Banten, Pustaka Jaya, Jakarta). Hal serupa<br />

juga dikemukakan oleh Kuntowijoyo ketika memperlihatkan gejala<br />

transformasi individualis menjadi gerakan rakyat melawan dominasi<br />

kaum pedagang di bawah organisasi perdagangan kaum penjajah dan<br />

China yang terjadi di Surakarta zaman Syarekat Dagang Islam dibawah<br />

H. Samanhudi dan HOS Cokroami<strong>no</strong>to. Apa yang menjadi basis dari<br />

perlawanan bahkan pertempuran dan pemberontakan masyarakat<br />

adalah adanya kondisi sosial yang mengecewakan masyarakat pada masa<br />

itu sehingga keluar untuk melawan apa yang dinamakan dengan pelbagai<br />

macam sebutan, ketidakadilan, penjajahan, dominasi dan kedzaliman.<br />

(Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interpretasi untuk Aksi, Bandung, Mizan,<br />

1992).<br />

Hubungan antara kaum muda dengan radikalisasi keagamaan pada masa<br />

sekarang (kontemporer) ini apa? Sehingga dalam kurun waktu lima tahun<br />

terakhir di Indonesia, sebagai negeri yang tidak berdasarkan agama,<br />

sekalipun agama-agama tidak dilarang, bahkan diakui kontribusinya<br />

menjadi sangat mengerikan. Kita sebagai pemeluk Islam kadang sering<br />

berdecak kaget tiba-tiba terjadi penangkapan terhadap sekelompok<br />

pemuda Islam yang masih belia (seusia Sekolah Menengah Atas) karena<br />

berani melakukan pemboman pada sebuah institusi. Atau kalau tidak<br />

begitu sekelompok pemuda usia belia digerebek polisi karena menyimpan<br />

amunisi pembuatan bom dengan segala macam peralatan pemboman<br />

dan peta wilayah yang akan dijadikan sasaran pemboman. Padahal kita<br />

mengetahui mereka sebenarnya menjadi harapan generasi yang lebih<br />

senior untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang menginjak usia uzur,<br />

sebab kaum senior (old citizen) sudah semakin loyo, rapuh dan seringkali<br />

tidak cepat dalam merespon masalah-masalah sosial yang bergelimang di<br />

sekitar kita. Tetapi para pelajar dan kaum muda malah terjebak dalam<br />

berbagai macam aksi kekerasan dan organisasi yang oleh Negara dilarang<br />

karena berkecenderungan menjadi organisasi teroris.<br />

Namun demikian, benar adanya tentang problematika pemahaman<br />

tentang radikalisme yang sedang melanda Indonesia, terutama kaum<br />

48<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!