20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Paradoks Kebangsaan Siswa Kita<br />

bangsa Indonesia, dan 98% siswa lebih mengutamakan untuk membeli<br />

produk Indonesia tinimbang produk negara lain. Sementara ketika<br />

ditanya tentang sistem demokrasi yang saat ini dijalankan oleh negara<br />

Indonesia, 59.8% siswa merasa bahwa sistem demokrasi saat ini adalah<br />

yang paling tepat, tetapi dengan catatan ada sebanyak 25.8% siswa kita<br />

yang menganggap Pancasila tidak lagi relevan sebagai ideologi negara.<br />

Kekurangpuasaan siswa yang tergambar tentang sistem demokrasi<br />

Indonesia di atas, ditandai dengan (1) adanya pandangan siswa yang<br />

menganggap bahwa sistem demokrasi saat ini tidak mampu melahirkan<br />

kesejahteraan bagi rakyat (67%); (2) menganggap pemerintah tidak<br />

berhasil dalam menangani sebagian besar persoalan bangsa (76.1%); (3)<br />

menilai bahwa partai politik yang tidak mampu menyerap dan mnyalurkan<br />

aspirasi politik masyarakat (67.3%); serta (4) siswa juga menilai para<br />

anggota DPR/DPRD cenderung mementingkan kepentingan pribadi<br />

dibandingkan kepentingan rakyat pada umumnya (80.7%).<br />

Angka-angka statistik hasil survei ini merupakan pertanda bahwa di<br />

dalam benak para siswa, sistem demokrasi yang ada saat ini tidak berjalan<br />

sesuai dengan cita-cita ideal kehidupan berbangsa, yaitu keadilan<br />

dan kesejahteraan sosial yang sering mereka baca dan dapatkan dari<br />

proses pembelajaran di sekolah. Buku Pendidikan Kewarganegaraan<br />

kita, misalnya, banyak sekali mengajarkan hal-hal ideal dalam upaya<br />

mewujudkan kondisi kehidupan bernegara yang juga ideal, tetapi fakta<br />

yang mereka saksikan dari para penyelenggara negara adalah hal-hal yang<br />

sebaliknya.<br />

Meski penerimaan siswa terhadap demokrasi sebagai nilai instrinsik cukup<br />

tinggi, namun ketidakpuasan terhadap demokrasi sebagai instrumen<br />

untuk menyejahterakan rakyat juga cukup tinggi. Lebih tinggi lagi adalah<br />

tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja lembaga-lembaga politik.<br />

Dalam kondisi semacam ini, survei LaKIP juga berusaha menggali, kirakira<br />

sistem demokrasi atau sistem penyelenggaraan tata negara bagaimana<br />

yang kira-kira bisa memberi solusi terhadap kekecewaan di atas. Jawaban<br />

para siswa juga sungguh cukup mengejutkan. Sebanyak 65.6% siswa di<br />

Jabodetabek sangat/cukup setuju jika syariat/hukum Islam diberlakukan<br />

di Indonesia, karena dianggap akan mampu mengatasi berbagai<br />

persoalan bangsa yang terjadi saat ini. Karena itu para siswa juga (71.9%)<br />

68<br />

MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!