20.11.2014 Views

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

vol viii no 1 juli 2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Agama, Terorisme, dan Peran Negara<br />

dan enam dari Mesir dan Aljazair). Ajaibnya, mereka adalah orangorang<br />

profesional, kelas menengah, dan terdidik. Fe<strong>no</strong>mena ini jelas<br />

mengundang tanda tanya besar. Mungkin jika yang melakukan itu adalah<br />

orang desa yang berjenggot, tak terdidik, dari Afghanistan, barangkali<br />

dunia tidak akan terlalu kaget. 7 Karena pelaku tragedi itu adalah mereka<br />

yang berkebangsaan Arab Muslim, maka sementara pihak menyimpulkan<br />

bahwa Islam itu identik dengan terorisme, sebuah tuduhan yang tidak<br />

kurang kejinya. Keterlibatan warga Arab terdidik ini telah menyisakan<br />

sebuah pertanyaan di benak Tariq Ali: “…Why does an educated layer of<br />

Saudis, Egyptians and Algerians gravitate towards individual terrorism and<br />

why are they, as individuals, prepared their own lives in the process?” 8 Sebuah<br />

pertanyaan yang belum terjawab secara memuaskan sampai detik ini.<br />

Jika tragedi New York telah membinasakan sekitar 2,800 manusia, maka<br />

invasi Amerika dan sekutunya atas Afghanistan dan Iraq, korban dan<br />

ongkosnya ternyata sangat dahsyat. Jumlah rakyat Iraq yang terbunuh<br />

adalah 1,455,590; pasukan Amerika yang dikorbankan di Iraq berjumlah<br />

4,883; pasukan internasional yang terbunuh di Afghanistan 3,257.<br />

Ongkos perang di Afghanistan dan Iraq sejak 2001 terlihat dalam angka<br />

ini: $1,416,840,695,528. 9 Jangan ditanya lagi kerusakan dan malapetaka<br />

yang mengerikan telah berlaku di Afghanistan dan Iraq, dua bangsa<br />

Muslim yang bernasib malang, justru terjadi di permulaan abad ke-21,<br />

yang ditengarai sebagai abad kebangkitan agama-agama.<br />

Pada skala global, Amerika Serikat telah gagal dalam misinya di<br />

Afghanistan untuk melumpuhkan kekuatan Taliban, maka untuk<br />

Indonesia pendekatan kekerasan oleh Densus 88 untuk mencegah<br />

terorisme domestik sebegitu jauh belum berhasil, sekalipun beberapa<br />

pemimpin puncaknya telah berhasil dilumpuhkan. Di sinilah peran<br />

negara melalui FKPT menjadi sangat sentral, tidak hanya melihat<br />

masalah terorisme dari sisi agama, pendidikan, dan sosial budaya,<br />

tetapi segi eko<strong>no</strong>mi perlu mendapat perhatian khusus. Dulu saya dan<br />

pengusaha Deddy Julianto di masa Bareskrim di bawah pimpinan Komjen<br />

Sus<strong>no</strong> Duadji pernah turut menggagas pendekatan eko<strong>no</strong>mi ini untuk<br />

7 Lih. Tariq Ali, The Clash of Fundamentalisms: Crusades, Jihads and Modernity. London-New York:<br />

Verso, 2002, hlm. 293-294.<br />

8 Ibid.<br />

9 Lih. Google, “Cost of War in Afghanistan and Iraq”.<br />

248 MAARIF Vol. 8, No. 1 — Juli <strong>2013</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!