KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
dengannya adalah sesuai dengan situasi Muhammad pada tahun-tahun terakhir di<br />
Mekkah, atau surat 7:85 Syu’aib diutus kepada kaumnya untuk menasihati mereka agar<br />
jujur dalam berdagang. Tentu saja ini juga merupakan problem yang dihadapi<br />
Muhammad dalam masyarakatnya. Semua contoh di atas memberi kesimpulan bahwa<br />
al-Qur'an berhubungan erat dengan aktivitas Nabi. 206<br />
Rippin membela diri atas paparan yang ditulis Fazlur Rahman bahwa kita tidak<br />
tahu dan tidak pernah dapat mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Apa yang oleh<br />
kita, lanjut Rippin, dapat diketahui adalah apa yang orang-orang kemudian dipercayai<br />
atau diyakini sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi oleh orang-orang kemudian. Ia<br />
berkomentar bahwa sumber-sumber sejarah mendukung untuk merekam pertimbangan<br />
tentang “apa yang sesungguhnya terjadi”. Keinginan untuk merekam apa yang terjadi<br />
pada masa lalu, lanjut Rippin, adalah suatu tugas yang tidak masuk akal atau secara<br />
teoritik adalah tugas yang tidak mungkin. Islam memiliki sejarah, tetapi keinginan untuk<br />
mencapai hasil positif tidak harus menyebabkan kita mengabaikan sifat-sifat sastra dari<br />
sumber-sumber yang ada. 207<br />
Lanjutnya kemudian, bahwa kita tidak tahu dan tidak pernah dapat mengetahui<br />
apa yang sesungguhnya terjadi. Apa yang oleh kita, lanjut Rippin, dapat diketahui adalah<br />
apa yang orang-orang kemudian dipercayai atau diyakini sebagai sesuatu yang benarbenar<br />
terjadi oleh orang-orang kemudian. Ia berkomentar bahwa sumber-sumber<br />
sejarah mendukung untuk merekam pertimbangan tentang “apa yang sesungguhnya<br />
terjadi”. Keinginan untuk merekam apa yang terjadi pada masa lalu, lanjut Rippin,<br />
adalah suatu tugas yang tidak masuk akal atau secara teoritik adalah tugas yang tidak<br />
mungkin. Islam memiliki sejarah, tetapi keinginan untuk mencapai hasil positif tidak<br />
harus menyebabkan kita mengabaikan sifat-sifat sastra dari sumber-sumber yang ada.<br />
Rippin menyimpulkan bahwa kajian historis al-Qur’an mendapat perhatian<br />
karena didasari dari keinginan Umat Islam untuk men’sejarah’kan teks al-Qur’an agar<br />
dapat dikatakan bahwa Tuhan benar-benar mewahyukan kitab-Nya pada manusia di<br />
dunia ini merupakan bukti perhatian Tuhan pada makhluk-Nya. Hanya saja menurut<br />
penelitiannya, Andrew Rippin menyatakan bahwa bidang ini belum mendapat perhatian<br />
serius menjadi kajian sejarah dan kontekstual teks dari kalangan umat Islam sendiri.<br />
Asbab al-nuzul hanya dicatat dan lalu dibiarkan tanpa ada penjelasan kausalitas.<br />
Kesimpulan yang lainnya juga adalah bahwa asbab al-nuzul tidak berada pada zaman<br />
nabi, tapi hanya hasil rekonstruksi setelah masa Nabi Saw, di mana salah satunya adalah<br />
melalui sunnah maupun hadis, padahal keduanya dalam periwayatannya belum tentu<br />
benar dan jujur, ketika seseorang meriwayatkannya, apalagi jika mengingat rentang<br />
waktu yang berjarak puluhan tahun. Namun, Rippin tidak menyadari tentang teori<br />
periwayatan yang dikenal dalam dunia islam. Bahwa proses periwayatan bukan hanya<br />
saja secara lafzi akan tetapi juga secara maknawi.<br />
206 Fazlur Rahman, Pendekatan Terhadap Islam Dalam Studi Agama. Hlm.262<br />
207 Andrew Rippin, Analisis Sastra Terhadap al-Qur'an, Tafsir, dan Sirah: Metodologi John Wansbrough.<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 107