04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pandangan Watt tentang Wahyu dan Kenabian Muhammad<br />

Menurut Watt, pengakuan Muhammad bahwa ia merupakan seorang nabi dan rasul<br />

serta menerima pesan-pesan dari Tuhan yang harus disampaikan kepada rekan-rekan<br />

Arabnya, telah dikritik dan diserang bahkan sejak hari pertama klam tersebut<br />

dikemukakan. Dari al-Qur’an sendiri diketahui bahwa orang-orang pagan menyebut<br />

pesan keTuhanan itu sebangai dongeng-dongeng masa silam (asatir al-awwalin), 89<br />

sementara orang-orang Yahudi Madinah pun mengejek klaim Nabi Muhammad tersebut<br />

dengan banyak kritikan. Kritik-kritik semacam ini kemudian diikuti oleh para sarjana<br />

Kristen di Eropa.<br />

Di Eropa abad pertengahan, terdapat konsepsi yang terinci tentang Muhammad<br />

sebagai Nabi palsu, yang hanya berpura-pura telah menerima pesan dari Tuhan. 90 Sulit<br />

memang membuang konosepsi tersebut dari kepala para orientalis Eropa hingga masa<br />

Watt hidup, sehingga meluruskan propaganda abad tengah semacam ini atau lainnya<br />

dari fikiran bangsa Eropa dan ummat Kristen, menurutnya, hanya bisa dilakukan secara<br />

perlahan. 91<br />

Adapun para sarjana yang telah mengkritik terhadap kenabian Nabi Muhammad<br />

Saw, seperti dituliskan oleh Watt dalam Bell’s Introduction to the Qur’an, di antaranya:<br />

1. Thomas Carlyle yang menertawakan Muhammad sebagai seorang penipu yang<br />

menjadi pendiri salah satu agama besar dunia.<br />

2. Gustav Weil yang berusaha membuktikan kalau Muhammad Saw menderita<br />

penyakit ayan.<br />

3. Aloys Sprenger yang mengusulkan ejekan tambahan bahwa Nabi Muhammad<br />

mengidap penyakit hysteria.<br />

4. Sir William Muir yang mempertahankan semacam pendapat Muhammad sebagai<br />

nabi palsu.<br />

Di samping kritikan-kritikan para orientalis di atas terhadap kenabian<br />

Muhammad, ada pula beberapa orientalis yang menyakini akan kenabian Muhammad,<br />

seperti:<br />

1. Frans Buhl yang menekankan kemaknaan kesejarahan yang bermakna luas dari<br />

gerakan keagamaan yang diinagurasi Muhammad.<br />

2. Richard Bell yang berbicara tentang karakter praktis dan faktual dari kegiatan<br />

Muhammad pribadi dan bahkan sebagai seorang nabi.<br />

3. Tor Andrae yang menelaah pengalaman Nabi dari sudut psikologi dan<br />

menemukan bahwa pengalaman kenabian tersebut benar-benar sejati. Ia juga<br />

berpendapat bahwa Muhammad memiliki pesan kenabian bagi masa dan<br />

generasinya. 92<br />

89 Misalnya QS. 25:5, dimana ungkapan ini diikuti dengan suatu tuduhan penipuan; ungkapan ini muncul sembilan kali dalam al-Qur’an. Dari<br />

translation, tampaknya Richard Bell memandang ungkapan tersebut berasal dari periade Madinah yang awal dan terkadang digunakan<br />

orang-orang Yahudi; tetapi bagian-bagian wahyu dimana ungkapan itu muncul biasanya dihitung sebagai bagian-bagian wahyu periode<br />

Mekkh. Cf. NS, i, hlm. 16; Jeffery, Foreign Vocabulary, S.V.<br />

90 Cf. Norman Daniel. Islam and the West: the Making of an Image. Edinburgh, 1960, bab 2.<br />

91 Montgomery Watt, William. Bell’s Introduction to the Qur’an. Edinbrurgh University Press. 1970.h. 28-29.<br />

92 Mohammed the Man and his Faith, hlm. 47-52.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 60

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!