04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Di Batavia, Snouck bekerja sebagai pegawai pemerintah. Snouck langsung akrab<br />

dengan pribumi Batavia, termasuk ulama. Ini membuat Direktur PAP terkesan dan<br />

mendesak Gubernur Jenderal Cornelis Pijnacker Hordijk agar mengabulkan<br />

permohonan penelitian itu. Keluarlah beslit yang mengizinkan Snouck melakukan<br />

penelitian selama dua tahun, sejak 16 Mei 1889, disusul beslit Raja Belanda pada 22 Juli<br />

1889. Bahkan ia diangkat menjadi Penasihat urusan Bahasa-bahasa Timur dan Hukum<br />

Islam sejak 15 Maret 1891.<br />

Sejak menjadi penasihat itu, naluri politik Snouck mulai mempengaruhi posisinya<br />

sebagai ilmuwan. Meja kerja penasihat terus menggiring pemikirannya untuk selalu<br />

menyertakan tendensi politis pada setiap analisisnya. Sifat seorang ilmuwan yang<br />

mengedepankan objektivitas dalam diri Snouck mulai luntur. Menurut Schroeder,<br />

ilmuwan Belanda, tangan kotor Snouck telah jauh terlibat dalam fungsi politik kolonial.<br />

Pada tanggal 9 Juli 1891, Snouck ke Aceh, bahkan menetap di Kutaraja (kini<br />

Banda Aceh). Ia menjadi orang "kepercayaan" Joannes Benedictus van Heutsz, jenderal<br />

Aceh yang kemudian menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1904-1909).<br />

Pengamatannya menghasilkan tulisan Atjeh Verslag, berisi laporan kepada Belanda<br />

tentang alasan mengapa Aceh harus diperangi. Sekitar tujuh bulan kemudian ia kembali<br />

ke Batavia. Pekerjaannya bertambah menjadi Penasihat urusan Pribumi dan Arab.<br />

Lembaga yang didirikan 1899 ini bisa dipandang sebagai cikal bakal Departemen<br />

Agama.<br />

Snouck Hurgronje dan Islam Indonesia<br />

Sebagai arsitek keberhasilan politik Islam yang paling legendaris, Snouck Hurgronje<br />

berhasil melawan ketakutan Belanda terhadap Islam, disamping berhasil meyakinkan<br />

bahwa dalam Islam tidak dikenal adanya klerikal. Khalifah Turki hanya merupakan<br />

simbul kesatuan orang Islam yang tiada daya. Pan Islam memang merupakan Ideologi<br />

samar yang berbahaya, tetapi kemudian dihapuskan oleh pemerintah Turki. Sorang Kiai<br />

atau Ulama tidak apriori secara fanatik. Penghulu merupakan bawahan pemerintah<br />

pribumi, bukan atasannya. Ulama independen bukanlah komplotan jahat, karena<br />

mereka hanya menginginkan ibadah. Pergi Haji ke Mekkah bukan berarti fanatisme dan<br />

berjiwa pemberontakan.<br />

Dalam salah satu artikelnya di Majalah Indische Gids, Snouck Hurgronje dengan<br />

tegas memperingatkan bahwa Islam berbahaya bagi Belanda. Baginya Islam sama sekali<br />

tidak bisa dianggap remeh, baik sebagai agama maupun sebagai kekuatan politik di<br />

Indonesia. Namun di sisi yang lain ia menentang harapan bahwa kaum muslimin akan<br />

beralih ke agama Kristen secara besar-besaran. Ia mampu melihat kebudayaan santri<br />

yang semakin meluas, dan meramalkan bahwa Islam akan semakin berkembang luas di<br />

Indonesia. “meskipun perubahan itu terjadi di depan kita, takkan terlihat oleh mereka<br />

yang tidak menelitinya dengan cermat”.<br />

Memang cukup luas pengetahuan Snouck Hurgronje tentang Islam Indonesia.<br />

Sebagai “mufti imperialis Belanda” maupun sebagai “aktor intelektual yang mendorong<br />

ekspansi Belanda”, pengetahuan tersebut sangat penting bagi keberhasilan tugasnya.<br />

Pandangan Snouck tentang islam itu tercermin dari kebijaksanaannya dalam menangai<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 173

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!