04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pada sisi ini, misi digantikan oleh dialog. Dialog dapat dilakukan dengan berbagai<br />

tingkatan formalitas dan informalitas. Bahkan saya sendiri beberapa tahun yang lalu<br />

telah melakukan studi ilmiah agama lain, dapat dikatakan terlibat pada dialog batiniah.<br />

Kondisi esensial dialog ini adalah dari para peserta akan bertemu sebagai sama, dan<br />

bahkan sama sejajar. Meskipun tiap pribadi pemeluk agama itu tetap setia kepada<br />

agamanya sendiri, masing-masing merasa bahwa satu sama lain dapat memberi dan<br />

menerima. Tujuan dialog adalah agar masing-masing golongan agama tertentu<br />

hendaknya mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap agama lain. Namun<br />

pengalaman menunjukkan bahwa mereka seolah-olah mendapatkan wawasan lebih<br />

mendalam dalam kepercayaan masing-masing agamanya sendiri.<br />

Barangkali sebagian pemeluk Kristen merasa bahwa untuk ikut dalam dialog ini<br />

adalah berarti menjauhkan perintah Kristus untuk mengabarkan ajaran Injil kepada<br />

setiap makhluk dan sebagian pemeluk muslim dapat mempunyai hubungan perasaan.<br />

Sementara tiap perasaan itu adalah salah secara mendasar. Dalam dialog, kita<br />

menyaksikan iman kita dan ini merupakan jalan untuk mengabarkan ajaran itu. Dalam<br />

beberapa kejadian ini dapat menjadi cara yang lebih efektif untuk memproklamirkan<br />

iman ketimbang metode-metode tradisional. Akibatnya orang mengatakan, “Aku pernah<br />

mendapatkan sesuatu yang bagus dan aku ingin memberi andil dialog itu kepadamu.”<br />

Dengan kata lain, orang menunjukkan kesaksian terhadap nilai-nilai positif iman kita,<br />

namun untuk melakukan hal ini dengan baik tanpa memperbandingkan keimanan satu<br />

dengan keimanan yang lain sehingga merugikan pemeluk agama lain. Walaupun<br />

demikian, setelah kesaksian itu lahir pada jalan ini maka harus terbuka untuk para<br />

pendengar agar menanggapi kesaksian itu dalam termanya masing-masing.<br />

Sebagaimana agama-agama melihat masa depan pada satu dunia yang timbul itu<br />

dimana agama-agama itu hidup bersama satu sama lain, sebagian besar pemeluk<br />

masing-masing agama mengharapkan hidup berdampingan secara damai itu akan<br />

ditemukan. Di masa depan diduga tidak mungkin satu agama tertentu itu menjadi agama<br />

monolitik tunggal bagi seluruh dunia, sungguhpun hal itu diidam-idamkan. Apa yang<br />

diharapkan tiap agama, sebagai akibat dialog, mencapai pemahaman akan kebenaran<br />

agama-agama lain dan menggabungkan kebenaran ini ke dalam visi atau gambaran<br />

dunianya sendiri. Sekalipun tidak mengapresiasikan penonjolan-penonjolan agama lain,<br />

tiap pemeluk agama menahan diri dari deklarasi publik kesalahan masing-masing<br />

agama, bahkan tiap penonjolan agama tersebut sebagai masalah-masalah pokok yang<br />

tidak perlu dibicarakan secara terbuka.<br />

Pada inti sikap hormat yang timbul pada agama-agama ini, sebagaimana yang<br />

sudah disebutkan, akan menjadi persetujuan tentang karakter tidak tepatnya konsepkonsep<br />

agama dan penyajian-penyajian historis, baik yang disebut mitos, iconic maupun<br />

ole nama-nama lain, yang mengabsahkan agama-agama ini sikap saling mengakui satu<br />

sama lain bagi pemeluknya. Secara ideal, berbagai agama itu satu sama lain melihat<br />

sebagai saling melengkapi bukan malah saling memusuhi satu sama lain, karena masingmasing<br />

agama itu melahirkan kesaksian kepada aspek-aspek kebenaran ilahiah tertentu<br />

yang tidak diungkapkan, atau malah diungkapkan secara penuh pada agama yang lain.<br />

Ini tidak mencegah tiap agama untuk memikirkan kesaksian akan kebenaran yang lebih<br />

penting ketimbang kesaksian kebenaran dari agama-agama lain. Secara langsung,<br />

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tidak ada kriteria tingkatan kebenaran yang<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 192

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!