KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
hadits itu mulai menyebar untuk pertama kalinya, maka disanalah ditemukan common<br />
link-nya. 334<br />
Oleh karena itu, teori ini berangkat dari asumsi dasar bahwa semakin banyak<br />
garis periwayatan yang bertemu atau meninggalkan periwayat tertentu, maka semakin<br />
besar pula momen periwayatan itu memiliki klaim kesejarahan. Sebaliknya, jika suatu<br />
hadits diriwayatkan dari nabi melalui seseorang (sahabat), kepada orang lain (tabi’in),<br />
dan kemudian kepada orang lain lagi (tabi’it-tabiin) yang pada akhirnya sampai pada<br />
common link dan setelah itu jalur isnad tersebut bercabang keluar maka kesejarahan<br />
jalur periwayatan tunggal itu tidak dapat dipertahankan. 335<br />
Teori common link dengan metode analisis isnad-nya tidak lain adalah sebuah<br />
metode kritik sumber dalam ilmu sejarah atau metode dengan pendekatan sejarah.<br />
Dalam kenyataannya, teori common link dengan metode analisis isnad-nya berbeda<br />
dengan metode kritik hadits di kalangan ahli hadits. Metode kritik hadits sudah<br />
dianggap mapan dan baku oleh para ahli hadits, bahkan menurut Azami dan Iftikharuz<br />
Zaman metode kritik hadits ini telah terbukti kehandalannya dan mampu<br />
menyingkirkan hadits-hadits yang lemah dan palsu. Bahkan keunggulan metode ini<br />
tidak dapat digantikan oleh metode apapun. Termasuk metode yang dimiliki oleh para<br />
sarjana barat modern. Mereka juga mengatakan bahwa materi hadits yang terdapat<br />
dalam berbagai koleksi hadits lebih tepat bila dipahami dan dikaji dengan menggunakan<br />
metode kritik hadits tersebut. Pemakaian metode lain justru akan menimbulkan<br />
kesalahan.<br />
Berbeda dengan pandangan Azami dan Iftikharuz Zaman, Juynboll mengamati<br />
adanya kelemahan dalam metode kritik hadits tersebut. Menurutnya metode kritik<br />
hadits konvensional itu masih menimbulkan kontroversi jika digunakan untuk<br />
membuktikan kesejarahan penisbatan hadits kepada nabi. Juynboll tidak<br />
mempersoalkan adanya kemungkinan bahwa materi hadits yang terdapat dalam koleksi<br />
kanonik dan non kanonik merupakan representasi dari perbuatan dan perkataan nabi.<br />
Adapun yang dipersoalkan Juynboll adalah apakah metode yang dimiliki oleh para ahli<br />
hadits benar-benar sebuah metode yang dapat memberikan kepastian tentang sejarah<br />
keperiwayatan hadits atau tidak. Sebab, menurutnya teori hadits konvensional memiliki<br />
beberapa kelemahan. Selain itu kemunculan metode kritik hadits konvensional tersebut<br />
juga disebabkan karena adanya konflik antara para ahli hadits dan ahli fiqih klasik di<br />
Madinah dan Iraq dan dalam kaitannya dengan konflik tersebut berbagai keputusan<br />
hukum dan hadits-hadits formal dan yang di terima secara umum disebarluaskan dan<br />
diberi isnad-nya hingga sampai kepada nabi. 336<br />
Berangkat dari berbagai kelemahan dalam metode kritik hadits itu, Juynboll<br />
kemudian mengembangkan sebuah metode penelitian hadits yang menurutnya relatif<br />
baru dan mampu memberikan jawaban mengenai sumber dan asal-usul hadits dengan<br />
334 G.H.A. Juynboll, Some Isnad-Analytical Methods Illustrated on the Basis of Several Woman-Demeaning Sayings From Hadith Literature,<br />
dalam edisi W.A.L. Stokhof dan N.J.G. Kaptein, Beberapa Kajian Islam dan Indonesia, terj. Lilian D. Tedjasudhana, (Jakarta, INIS, 1990), h.<br />
295-296.<br />
335 G.H.A. Juynboll, Some Isnad-Analytical Methods Illustrated on the Basis of Several Woman-Demeaning Sayings From Hadith Literature,<br />
dalam edisi W.A.L. Stokhof dan N.J.G. Kaptein, Beberapa Kajian Islam dan Indonesia, terj. Lilian D. Tedjasudhana, h. 296-297.<br />
336 Ali Masrur, Teori Common Link G.H.A. Juynboll: Melacak Akar Kesejarahan Hadits Nabi, (Yogyakarta, LKiS Yogyakarta, 2007), h. xi<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 148