04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Kesejarahan tokoh Nafi'<br />

Di dalam teori common link G.H.A Juynboll, Melacak Akar kesejarahan hadis Nabi<br />

karya Ali Masrur, Juynboll mengungkapkan tiga argument yang memperkuat bahwa<br />

tokoh Nafi adalah fiktif bukan historis. Pertama, Juynboll berpendapat bahwa sangat<br />

sedikit sejarah yang dapat diketahui dari berbagai sumber biografis bahkan lebih sedikit<br />

dari pada periwayat penting yang lain. 377<br />

Kedua. Terdapat kontradiksi dalam berbagai laporan mengenai biografi Nafi,<br />

khususnya tentang asal-usul kelahiran dan tahun kematiannya. 378 Menurut khalifah<br />

dalam tarikh (sejarah), kata Juynboll, Nafi adalah salah satu dari para tawanan perang<br />

disaat penakhlukan kota Kabul pada tahun 44 H/664 M. akan tetapi, laporan lain dari<br />

Ibn Qutaibah dalam kitab al Maarif menyebutkan bahwa ia pada mulanya berasal dari<br />

Abrasyahr, nama lain bagi kota Nisyabur. Ada juga laporan bahwa Nafi dikirim oleh<br />

Umar bin Abdul Aziz ke Mesir untuk mengajarkan sunan pada para penduduk di Mesir,<br />

seperti kitab al Wulad wa al Wudhat, jejak Nafi tidak ditemukan dalam Tarih al Ya’qubi,<br />

Nafi hanya mempunyai sedikit rujukan sebagai seorang Fuqaha, walaupun buku ini<br />

meliputi semua tokoh sejarah Islam. Jika ia memang ahli dibidang fikih, mengapa<br />

sumber-sumber awal prakanonik, seperti Mushannaf yang banyak menjelaskan<br />

pendapat hokum dari para fukaha Hijaz abad pertama hijriyah hamper tidak pernah<br />

menyandarkan suatu pendapat hokum kepada Nafi. Selain itu tahun kematiannya pun<br />

dilaporkan berbeda-beda dari tahun 117H/735M, 118 H/736M, 119 H/737M, hingga<br />

120H/738M, sementara tahun kelahirannya tidak terdapat sama sekali. 379<br />

Ketiga, dalam dua buku utama yang menjelaskan para tabiin Madinah, Tabaqat al<br />

Kabir, karya Ibn Sa’d dan Shifat as shafwah karya Ibn al-Jauzi, biografi Nafi’ tidak<br />

ditemukan, padahal nama-nama tabiin yang semasa dengan Nafi disebutkan dalam buku<br />

itu. Jika dikatakan bahwa teks Ibn Sa’d dalam edisi sekarang ini tidak lengkap<br />

berdasrkan perkataan Ibn Hajar dalam Tahdzib at-Tahdzib bahwa Nafi adalah tsiqah dan<br />

katsirul hadis yang bersumber pada sisa dari teks asli thabaqat, lantas mengapa ia juga<br />

tidak disebut diantara para tabiin Madinah dalm Shifat as Shifat. 380<br />

Menurut Juynboll dalam berbagai sumber, nafi hanya berperan sebagai penyetor<br />

data hokum dan sejarah dari tuannya. Dan hamper semua hadis Nafi ternyata tidak<br />

dijumpai dalam berbagai koleksi hadis kanonik. Juynboll juga berpendapat bahwa Nafi<br />

bukanlah seorang pribadi yang kesejarahannya dapat diterima, yakni berkata dan<br />

berbuat dalam latar belakang historis yang pasti, melainkan lebih sebagai sisipan isnad<br />

secara mekanis, dan kalupun Nafi adalah tokoh historis mengapa ia kurang mendapat<br />

perhatian dalam berbagai sumber sebagaimana kawan-kawan semasanya, baik yang<br />

mendahuluinya maupun yang datang sesudahnya. 381<br />

2. Hubungan guru dan murid antara Malik dan Nafi<br />

377 Ali Masrur, Ibid., hal. 139.<br />

378 Juynboll, Nafi Mawla of Ibn Umar and his Position in Muslim Hadith literature, adlam Studies on the Origins and Uses of Islamic Hadith<br />

(Leiden: Variorum, 1996) hal. 217 IX.<br />

379<br />

Ali Masrur, Loc.cit.<br />

380<br />

Juynboll, Loc.cit.<br />

381<br />

Ali Masrur, Op.cit., hal. 140.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 161

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!